Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Risiko Negatif Tato dan Cara Pencegahannya

Kompas.com - 13/06/2024, 17:06 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Saat ini memiliki tato adalah hal yang biasa. Tato dipandang sebagai bagian dari kreativitas dan sarana ekspresi diri. Walau begitu, jangan anggap remeh risiko kesehatan dari menato tubuh.

Sebelum kamu membuat tato permanen, ketahui dulu bagaimana tato dibuat. Tato pada umumnya dibuat menggunakan mesin genggam yang bekerja seperti mesin jahit. Mesin tersebut memiliki jarum yang menembus kulit berkali-kali. Pada setiap tusukan, jarum akan memasukkan tetesan kecil tinta pada lapisan atas kulit.

Membuat tato akan menyebabkan perdarahan kecil dan tentunya nyeri. Namun, seringkali seniman tato tidak menggunakan anestesi sehingga rasa nyerinya harus kita tahan.

Proses pembuatan tato juga akan merusak kulit. Hal ini bisa beresiko infeksi dan masalah lain setelahnya.

Baca juga: 5 Artis yang Putuskan Hapus Tato di Tubuhnya

Risiko dari tato pada kulit termasuk:

- Reaksi alergi
Tinta tato dapat menyebabkan reaksi alergi kulit, misalnya saja gatal dan ruam di lokasi tato. Terkadang kondisi ini dapat terjadi bahkan bertahun-tahun setelah membuat tato. Tinta merah biasanya lebih menimbulkan alergi dibanding warna lain.

- Infeksi kulit
Infeksi kulit dapat terjadi usai membuat tato. Infeksinya dapat terjadi karena tinta yang terkontaminasi atau peralatan yang tidak disteril dengan benar. Membuat tato di studio yang kurang memperhatikan langkah keamanan juga dapat beresiko infeksi kulit.

- Masalah kulit lain
Terkadang terjadi peradangan di sekitar tinta tato. Hal ini disebut dengan granuloma. Selain itu, merajah tubuh dengan jarum tato juga dapat menyebabkan keloid akibat pertumbuhan berlebihan jaringan parut.

- Penularan penyakit lewat darah
Jika peralatan yang dipakai untuk membuat tato ada sisa darah yang terinfeksi, maka kita bisa tertular lewat luka di kulit akibat tusukan jarum. Beberapa jenis infeksi yang perlu diwaspadai termasuk hepatitis B dan C, serta kuman kebal obat.

Baca juga: Menilik Temporary Tattoo, Tren Anak Muda Semarang Populerkan Seni Tato

- Reaksi kulit saat melakukan MRI
Meski jarang, tetapi ada kemungkinan orang yang punya tato akan mengalami rasa nyeri dan panas di area tato ketika melakukan pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging). Terkadang tato juga bisa menurunkan kualitas citra MRI.

- Risiko kanker limfoma
Penelitian terbaru menyebutkan, tato dapat meningkatkan risiko kanker limfoma sampai 12 persen, terlepas dari ukuran tatonya. Kanker limfoma adalah kanker darah yang muncul di sistem limfatik dan memicu pembesaran kelenjar getah bening.

Makna tato di jari tengah Angelina JolieREUTERS/Denis Balibouse Makna tato di jari tengah Angelina Jolie

Upaya pencegahan

Sebelum memutuskan membuat tato permanen, pikirkan baik-baik. Jika kamu merasa tidak yakin atau khawatir akan menyesalinya, lebih baik tunda dulu. Jangan biarkan orang lain menekan kamu untuk membuat tato. Selain itu, hindari membuat tato jika kamu adalah peminum alkohol atau zat berbahaya lainnya.

Bila kamu merasa yakin ingin membuat tato, mintalah saran pada teman yang pernah membuatnya. Pilih lokasi tato dengan baik. Pikirkan bahwa ketika berat badan bertambah, tampilan tato bisa saja berubah.

Baca juga: Kenali Tanda-tanda Tato Terinfeksi

Yang paling penting adalah melakukan pencegahan penularan penyakit atau iritasi. Ini berarti pastikan kita membuat tato di studio yang terpercaya dan memperhatikan higienitas.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau