KOMPAS.com - Migrain adalah gangguan nyeri kepala berulang yang dapat berlangsung selama 4-72 jam.
Dikutip dari laman RS Soeradji Tirtonegoro, gejala migrain biasanya disertai dengan mual, muntah, rasa berdenyur yang terjadi hanya pada satu sisi kepala, dan kepekaan terhadap cahaya.
Dalam Webinar Bulan Kesadaran Migrain dan Nyeri Kepala, Kamis (13/6/2024), ahli neurologi PERDOSNI dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N. Subsp.NN(K) menjelaskan, berdasarkan perjalanan waktunya, migrain dapat dibagi atas migrain episodik jika nyeri kepala terjadi kurang dari 15 hari dalam sebulan dan migrain kronis jika nyeri kepala lebih dari 15 hari dalam sebulan dan sudah terjadi selama setidaknya 3 bulan.
"Saat terkena migrain, pasien seringkali disertai mual, muntah, dan kepekaan ekstrem terhadap cahaya dan suara, yang bisa berlangsung berjam-jam hingga berhari-hari sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat melemahkan dan menyakitkan.” ujar Henry dalam webinarr yang digelar oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI) dan Pfizer Indonesia tersebut.
Baca juga: 8 Manfaat Vitamin B2 untuk Kesehatan, Mencegah Migrain dan Kanker
Dokter Henry juga memaparkan dua jenis migrain yang perlu diwaspadai, yaitu migrain dengan aura dan tanpa aura.
Migrain dengan aura atau dikenal sebagai migrain klasik biasanya berupa sensasi kilatan cahaya pada salah satu lapangan pandang sebelum serangan nyeri.
Henry melanjutkan, gejala migrain dengan aura dapat berkembang melalui empat tahap yaitu prodromal, aura, serangan, dan pasca-dromal. Berikut penjelasannya.
Meski demikian, tidak semua orang yang menderita migrain melewati semua tahapan tersebut.
Sementara migrain tanpa aura adalah nyeri kepala dengan gambaran di atas tanpa disertai adanya aura.
Migrain tanpa aura didiagnosis setelah pasien diketahui memiliki riwayat serangan migrain sebanyak lima kali.
“Jika mempunyai riwayat sakit kepala, atau jika pola sakit kepala berubah atau sakit kepala terasa berbeda, atau sering mengalami tanda dan gejala migrain, catat serangan yang dialami dan cara Anda menanganinya, segera konsultasi dengan dokter, untuk menyingkirkan adanya masalah medis yang lebih serius serta untuk mendapatkan penanganan yang tepat berdasarkan tipe nyeri kepalanya," kata dokter Henry.
Baca juga: Mengapa Migrain Menyebabkan Tubuh Menggigil?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.