Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Melakukan Transplantasi Rambut? Ketahui Prosedur dan Risikonya

Kompas.com - 03/07/2024, 21:36 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Prosedur transplantasi rambut semakin populer sebagai jalan mencegah kebotakan atau membuat rambut lebih tebal secara aman. Jika kamu sedang mempertimbangkan prosedur ini, ketahui dulu teknologi yang tersedia dan faktor risikonya.

Transplantasi rambut adalah prosedur memindahkan rambut ke area yang tipis atau botak. Prosedur ini merupakan bedah kosmetik.

Di Indonesia, prosedur ini menjadi booming setelah sejumlah selebritas seperti Anang Hermansyah hingga Varrel Bramasta secara terbuka mengatakan menjalani transplantasi rambut di Turkiye untuk mengatasi penipisan rambut.

Dengan perkembangan informasi yang cepat, akhirnya di Indonesia pun banyak dokter yang kemudian membuka klinik transplantasi rambut. Teknologi yang digunakan oleh dokter-dokter di Indonesia tersebut juga sudah sangat canggih dan tidak ketinggalan dengan teknologi yang ada di Turkiye.

Baca juga: 11 Penyebab Rambut Rontok Parah dan Cara Mengatasinya

Transplantasi rambut biasanya dilakukan dengan anestesi lokal dan obat penenang, yang berarti pasien akan terjaga tetapi tidak merasakan sakit apa pun. Transplantasi biasanya memakan waktu seharian, namun tidak sampai memerlukan rawat inap. Jika area yang dirawat cukup luas, mungkin pasien perlu menjalani 2 sesi atau lebih pada hari yang berbeda.

Saat ini ada dua jenis transplantasi rambut, pertama adalah metode strip atau transplantasi unit folikel (FUT). Dalam metode ini sepotong tipis kulit dengan rambut dikeluarkan dari bagian belakang kepala dan dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing berisi 1 hingga 4 helai rambut (cangkok rambut).

Cangkok ditempatkan pada sayatan kecil yang dibuat di kulit kepala. Tempat pengambilan rambut ditutup dengan jahitan. Bekas luka tidak akan terlihat kecuali jika rambut dipotong sangat pendek.

Ilustrasi rambut rontok.FREEPIK Ilustrasi rambut rontok.

Metode kedua adalah ekstraksi unit folikel (FUE). Bagian belakang kepala dicukur. Rambut individu dihilangkan 1 per 1 (cangkok). Cangkok ditempatkan pada sayatan kecil yang dibuat di kulit kepala. Seseorang akan memiliki banyak bekas luka kecil, namun tidak terlalu terlihat.

Transplantasi rambut termasuk metode yang aman. Potensi risiko yang mungkin dialami adalah kulit kepala terasa kencang dan mungkin bengkak selama beberapa hari pasca transplantasi. Selain itu terdapat sejumlah bekas luka yang sangat kecil.

Meski metode ini relatif aman, tetapi pertimbangkan ahli dan klinik terpercaya yang melakukannya. Penting untuk menemukan ahli bedah yang berkualifikasi dan berpengalaman dalam melakukan operasi jenis ini.

Baca juga: 5 Pesohor yang Jalani Transplantasi Rambut, Ada David Beckham

Salah satu klinik kecantikan yang memiliki layanan transplantasi rambut adalah Quickglam Clinic. Tidak hanya satu teknik, klinik ini menerapkan cukup banyak teknik tergantung kebutuhan pasien.

Menurut Direktur Utama Quickglam Clinic, Irawati Muklas, teknik-teknik yang digunakan antara lain: DHI (Direct Hair Implantation), FUE, dan Sapphier Diamond Blade.

“Selain itu, Quickglam clinic juga memiliki anastesi khusus yang membuat pasien merasa lebih nyaman saat tindakan dilakukan,” katanya.

Ia mengatakan, Quickglam juga menawarkan harga relatif lebih murah untuk dua pilihan graft, yaitu 1.000 graft dan 3.000 graft.

“Kami memahami pentingnya aksesibilitas dalam perawatan kecantikan, dan itulah mengapa kami berkomitmen untuk memberikan harga yang terjangkau kepada para pelanggan kami,” kata Irawati.

Tindakan transplantasi rambut cocok untuk orang dengan kebotakan permanen, yaitu jenis kebotakan yang diturunkan dalam keluarga.

Namun, prosedur ini biasanya tidak cocok untuk orang dengan jenis rambut rontok lainnya, seperti jenis rambut rontok yang menyebabkan kebotakan (alopecia areata). Orang yang memiliki rambut tipis dan botak juga bukan kandidat yang tepat untuk tindakan ini karena metode transplantasi tidak bisa menggunakan rambut orang lain.

Oleh karenanya sangat penting berkonsultasi terlebih dulu dan emlakukan pemeriksaan menyeluruh agar hasilnya sesuai harapan.

Baca juga: Mengapa Proses Kebotakan Dimulai dari Depan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau