Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kematian Mendadak Pebulu Tangkis, Dokter Sebut Perlu Ada AED di Fasilitas Umum

Kompas.com - 06/07/2024, 08:07 WIB
Khairina

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kasus kematian mendadak atlet bulu tangkis asal China menjadi pelajaran bagi tenaga kesehatan tentang pentingnya alat Automated External Defibrillator (AED) sebagai pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa.

“Ketika seorang atlet mengalami kolaps, alat tersebut langsung dapat mendeteksi kelainan irama jantung yang terjadi, sehingga penanganan yang tepat dapat dilakukan untuk mencegah kematian pada atlet tersebut,” kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Utojo Lubiantoro, SpJP (K), beberapa waktu lalu, seperti ditulis Antara.

Baca juga: AED Sebagai Alat Penting untuk Pertolongan Pertama Henti Jantung

Utojo mengatakan, alat ini perlu ada di setiap fasilitas umum, terlebih pada fasilitas olahraga yang kerap mengadakan turnamen dengan intensitas tinggi.

Alat yang ditempel pada tubuh pasien ini berfungsi sebagai rekam jantung EKG yang bisa mendeteksi bagaimana ritme jantung pasien sehingga petugas kesehatan bisa menganalisis langkah penanganan selanjutnya.

Jika ada gangguan pada irama jantung maka harus dilakukan kejut jantung dengan defibrillator untuk kasus fibrilasi dan ventrikel takikardi.

Namun, jika detak jantung flat maka langsung dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) untuk memberikan oksigen pada jantung.

“Tidak semua aritmia dikejut listrik, hanya fibrilasi atau ventrikel takikardi, kalau flat baru RJP, masuk alat bantu napas, ventilator seterusnya, itu hanya berlaku 5-10 menit pertama,” jelas Utojo.

Baca juga: Apa Henti Jantung pada Atlet Bisa Dicegah? Ini Kata Dokter...

Penanganan yang cepat dapat menyelamatkan nyawa karena jika lewat dari itu, akan terjadi kerusakan otak dan kematian batang otak.

Jika dalam situasi darurat di tempat umum menemukan seseorang yang jatuh pingsan mendadak, Utojo menyarankan untuk melakukan deteksi kedaruratan seperti mengecek denyut nadi, dan menggunakan alat AED untuk deteksi irama jantung.

Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) ini juga menyarankan atlet muda melakukan screening jantung secara rutin untuk memastikan tidak ada kelainan jantung yang dapat mengakibatkan kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau