Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Cedera Lebih Parah, Pentingnya Penanganan Tepat untuk Atlet

Kompas.com - 18/07/2024, 12:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Olahraga memang perlu dilakukan rutin untuk menjaga kebugaran tubuh, tetapi kita juga perlu memahami teknik yang benar untuk menghindari cedera.

Menurut penjelasan dokter spesialis orthopedi, Konsultan Hip & Knee, Sport Medicine RS Pelni, dr.Fajar Mahda, cedera olahraga adalah kerusakan pada bagian tubuh yang diakibatkan oleh aktivitas olahraga.

"Cedera yang dialami selama aktivitas olahraga seringkali terjadi secara mendadak. Hal ini bisa terjadi melalui berbagai mekanisme, tergantung pada jenis olahraga, intensitas aktivitas, hingga kondisi fisik atlet," katanya dalam acara temu media peluncuran Orthopedic Center RS Pelni, Jakarta (16/7/2024).

Jenis cedera yang terjadi secara mendadak antara lain ligamen robek, patah tulang, kerusakan tulang rawan, atau henti jantung.

Selain itu, ada pula cedera olahraga yang terjadi dalam jangka waktu lama alis kronis, misalnya saja tendinitis atau iritasi pada tendon yang terjadi karena latihan secara berlebihan, serta osteoartritis (peradangan sendi).

Baca juga: Update Cedera Lionel Messi, Terancam Absen 2 Laga Bela Inter Miami

Penanganan cedera

Menurut dr.Fajar, penanganan cedera olahraga butuh pendekatan yang komperhensif untuk memastikan pemulihan yang cepat dan mengurangi risiko cedera berulang.

Untuk pertolongan pertama pada cedera olahraga, ia menganjurkan melakukan RICE (Rest/istirahat, Ice/kompres es, Compression/pembalutan, dan Elevation/pengangkatan).

"Saat sedang berolahraga dan ada cedera, langsung istirahat, jangan dilanjutkan latihannya. Kemudian kompres es batu sesegera mungkin untuk menghilangkan peradangan dan bengkak, kemudian kaki dibalut atau dibebas supaya tidak bengkak, dan berbaring sambil meninggikan area tubuh yang cedera," kata dr.Fajar.

Megabintang Timnas Argentina, Lionel Messi, tengah berjuang untuk kembali pulih dari cedera hamstring yang ia derita pada laga Grup A Copa America 2024 kontra Chile pada Selasa (25/6/2024).Getty Images via AFP/TIM NWACHUKWU Megabintang Timnas Argentina, Lionel Messi, tengah berjuang untuk kembali pulih dari cedera hamstring yang ia derita pada laga Grup A Copa America 2024 kontra Chile pada Selasa (25/6/2024).

Setelah cedera, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk menghindari gangguan pada bagian tubuh lain.

Ketika terjadi cedera, dr.Fajar juga mengingatkan bahaya mengompres panas di bagian cedera.

"Hindari memberi kompres panas atau mengoleskan krim-krim yang panas, karena akan semakin bengkak," paparnya.

Selain itu, bagian yang cedera juga jangan dipijat atau dipaksakan untuk tetap dipakai berolahraga.

Baca juga: 4 Jenis Cedera yang Paling Sering Dialami Pelari

Rehabilitasi yang tidak memadai dapat mengakibatkan penyembuhan yang buruk, meningkatkan risiko cedera ulang saat kembali berolahraga.

Guna menghindari cedera olahraga, selain menjaga muskuloskeletal, penting juga memperhatikan kesehatan jantung lewat cek kekuatan jantung dan paru (CPET).

Teknologi ini memungkinkan kita untuk mengetahui seberapa besar kekuatan jantung dalam menyerap oksigen.

"Untuk pencegahan cedera berulang yang perlu dijaga bukan hanya bagian tulang, otot, dan sendi, tapi juga kekuatan jantung dan paru. Tes CPET ini bisa membantu mengetahui kekuatan organ tubuh kita," ujarnya.

Adapun upaya lain dalam mencegah cedera dengan cara mengetahui kondisi badan melalui kekuatan otot dan sendi lewat sport fisioterapi.

Fasilitas lengkap

RS Pelni baru saja meresmpikan Orthopedic Center yang menyediakan layanan penyakit-penyakit ortopedi dan juga penanganan cedera olahraga.

"Kasus ortopedik sekarang ini bisa dilayani dengan komperhensif, termasuk kasus-kasus yng belum ditangani di rumah sakit lain," kata Direktur Komersial RS Pertamina Bina Medika IHC, Harmoni Wijaya.

Beberapa fasilitas penunjang modern yang dimiliki RS Pelni antara lain MRI 1.5 Tesla untuk pemeriksaan mendetail struktur jaringan lunak dan tulang, MSCT Scan 128 Slices untuk pemeriksaan diagnostik cepat dan akurat dengan resolusi tinggi, hingga C-ARM untuk panduan visual selama prosedur bedah dan intervensi.

Seluruh penanganan masalah ortopedi tersebut dilakukan oleh tim dokter orthopedi serta tim yang terdiri dari dokter spesialis rehabilitasi medis, spesialis anestesi, dan spesialis saraf yang memiliki pengalaman dan keahlian yang luas di bidangnya.

Baca juga: Teknologi Canggih yang Mempercepat Pemulihan Cedera di Euro 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau