Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Anak Bisa Jadi Picky Eater? Berikut Penjelasan Ahli Gizi

Kompas.com - 18/07/2024, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Picky eater adalah istilah yang mengacu pada perilaku pilih-pilih makanan, menolak menu tertentu, atau enggan mencoba yang baru.

Siapa saja dapat memiliki kebiasaan atau perilaku ini. Namun, picky eater paling sering ditemui pada anak-anak Lantas, kenapa anak bisa picky eater?

Anak bisa picky eater karena masalah pada sensorik dan akibat mengidap masalah kesehatan tertentu.

Untuk lebih jelasnya, simak penyebab picky eater pada anak menurut ahli berikut.

Baca juga: Tips Menyiapkan Mental Anak Sebelum Masuk Sekolah

Kenapa anak bisa picky eater?

Perilaku anak memilih-milih makanan atau picky eater bisa terjadi sejak awal pengenalan Makanan Pendamping ASI eksklusif (MPASI) dam pada anak usia toodler yakni 19 bulan sampai tujuh tahun.

Ahli gizi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ariek Ratnawati, S.Gz menjelaskan beberapa hal yang membuat anak picky eater.

Penyebab picky eater pada anak yang pertama adalah kondsi medis, seperti anak baru saja mengalami masalah pencernaan seperti diare, konstipasi atau alergi dan intoleransi obat dan penyakit infeksi.

“Kemudian bisa saja anak mengalami defisiensi zat gizi tertentu, sehingga anak jadi sering sakit. Ini terkait dengan status gizinya, oleh karena itu segera diperiksa ke dokter spesialis anak untuk diagnosa yang tepat,” kata Ariek, seperti ditulis Antara, Rabu (17/7/2024).

Ariek menyebut penyebab selanjutnya bisa berkaitan dengan masalah sensorik yang berhubungan dengan kemampuan anak, misalnya keterampilan makan (oromotor).

Terdapat kemungkinan bila anak mengalami masalah mengunyah, menelan, tidak menyukai tekstur rasa atau suhu makanan.

Suasana makan juga sering menjadi penyebab picky eater. Sebagai contoh, pada suasana yang cenderung memaksa akan membuat anak tertekan.

Baca juga: Pembengkakan Kelenjar Getah Bening pada Anak Apakah Bahaya?

Meski demikian, Ariek meminta orang tua tidak perlu terlalu khawatir bila anaknya memasuki fase picky eater.

Ariek menjelaskan, picky eater masih terbilang wajar apabila anak dapat mengonsumsi lebih dari 15 jenis makanan.

Namun apabila anak makan kurang dari 15 jenis makanan, menunjukkan perilaku menghindari tekstur atau jenis makanan secara menyeluruh, tersedak saat melihat atau menyentuh makanan dan tantrum, segera bawa anak ke rumahmengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan konsultasi lebih lanjut terkait status gizi serta mencari tahu penyebab pastinya.

Apa akibat dari picky eater pada anak?

Dilansir dari laman Primaya Hospital, komplikasi picky eater yang utama adalah kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan.

Anak akan kelebihan berat badan bila ia hanya mau makan makanan yang berlemak dan berkalori tinggi.

Sedangkan kekurangan berat badan akan terjadi jika anak selalu menolak makanan sehingga hanya sedikit nutrisi yang didapatkan.

Picky eater bisa mengakibatkan kekurangan gizi tertentu bila berlanjut dalam jangka waktu yang lama.

Untuk itu, ayah dan ibu perlu mengamati perilaku makan si kecil dan konsultasi ke dokter untuk mengetahui perawatan picky eater yang tepat.

Baca juga: 4 Cara Menurunkan Panas pada Kepala Anak, Orang Tua Perlu Tahu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau