Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Makanan Manis Dapat Menyebabkan Obesitas? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 09/08/2024, 22:11 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

 

KOMPAS.com - Makanan manis mungkin terasa nikmat dan bisa menjadi sumber energi bila dikonsumsi secukupnya. 

Namun, kebiasaan konsumsi makanan manis dalam jumlah berlebih ternyata tidak baik untuk kesehatan. Lantas, apakah makanan manis dapat menyebabkan obesitas

Ya, terlalu banyak makan makanan manis bisa memicu kenaikan berat badan yang mengakibatkan obesitas. 

Baca juga: 6 Alasan Makanan Manis Bisa Bikin Gemuk

Makanan manis bisa menyebabkan obesitas karena mengandung banyak kalori, gula, tepung, dan lemak. Selain itu, makanan manis tidak banyak mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.

Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia Dr dr. Luciana Sutanto MS, Sp.GK mengingatkan bahaya obesitas akibat konsumsi minuman dan makanan manis yaitu memicu terjadinya obesitas sekaligus sindrom metabolik.

"Konsumsi terus-menerus minuman berpemanis dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik," kata Luciana, dilansir dari Antara, Jumat (8/8/2024).

Diketahui, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat sebanyak 60 anak menjalani terapi penyakit gagal ginjal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Di media sosial dikabarkan banyak anak-anak atau usia remaja menderita penyakit gagal ginjal dan mengharuskan untuk cuci darah, lantaran mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) secara berlebihan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahkan mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis mengandung gula yang bisa menyebabkan berbagai risiko penyakit.

Tidak hanya itu, Peraturan Pemerintah 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dikeluarkan sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman terkait kandungan gula, garam, lemak (GGL) yang berlebihan di masyarakat.

Terkait hal itu, Luciana mengatakan bahwa konsumsi minuman berpemanis, baik dalam kemasan atau tidak, sama-sama memiliki risiko obesitas dan penyakit metabolik seperti diabetes melitus, kolesterol atau trigliserida meningkat, asam urat meningkat, hipertensi dan gangguan kesehatan lain.

Khusus bagi anak-anak, ia menekankan pentingnya edukasi bagi orang tua dan murid mengenai makan sehat, sehingga tidak mengonsumsi secara berlebihan.

Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Konsumsi Makanan Manis?

Menurut dia, edukasi sebaiknya berpedoman pada makan sehat dan pola makan gizi seimbang sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Idealnya, pengetahuan makan sehat berdasarkan Pola Makan Gizi Seimbang sesuai dengan anjuran Pemerintah atau Kemenkes diajarkan di sekolah sejak awal dan masyarakat pada umumnya," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan ada sekitar 13 persen populasi Indonesia atau sekitar 35,8 juta orang, mengalami penyakit gula, dan potensi ini bisa semakin parah bila tidak ditangani secara berkelanjutan.

"Itu dialisis, kalau enggak dilakukan penanganan tiap hari, itu bisa jadi penyakit kronis. Ukuran paling gampang, lihat ukuran celana jeans, kalau di atas 34, kemungkinan gulanya banyak," kata Budi.

Oleh karena itu, dia berharap masyarakat, terutama anak-anak, harus mulai mengurangi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, sebagai pencegahan timbulnya penyakit kronis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau