Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Sopir Taksi Diduga Alami 'Angin Duduk', Ini Cara Pertolongan Pertama Menurut Dokter...

Kompas.com - 09/08/2024, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Dokter Spesialis Jantung, Dr. Bobby Arfhan Anwar, SpJP (K) memberikan tips untuk pertolongan pertama pada orang yang mengalami penurunan kesadaran, seperti yang dialami sopir taksi yang viral.

Baru-baru ini viral di media sosial seorang sopir taksi yang menolong teman sesama sopir, yang sakit, lemah, dan hampir pingsan setelah mengganti ban yang pecah.

Dalam keterangan video yang beredar disebutkan bahwa sopir tersebut diduga mengalami 'angin duduk', istilah awam untuk penyakit jantung koroner.

Baca juga: 9 Cara Mendiagnosis Angin Duduk yang Harus Diketahui

"Kita bisa mendapatkan beberapa pelajaran, khususnya apa yang perlu kita lakukan, jika seseorang mengalami penurunan kesadaran, sakit, sesak napas saat berada di dalam mobil," kata Bobby yang dikutip Kompas.com dari video tanggapannya di Instagram terkait sopir taksi yang viral tersebut, pada Kamis (8/8/2024).

Konsultan kardiologi intervensi ini kemudian menjelaskan beberapa langkahnya.

"Pertama-tama, dampingi orang yang sedang kesakitan," ujarnya.

Kedua, segera minta pertolongan orang-orang sekitar khususnya tenaga medis atau pihak rumah sakit terdekat untuk melakukan evakuasi pasien segera ke IGD.

Ketiga, selama menunggu pertolongan datang atau ketika dalam perjalanan menunju rumah sakit menggunakan mobil, baringkan pasien dengan menurunkan kursi pada posisi lebih rendah.

Baca juga: 16 Penyebab dan Faktor Risiko Angin Duduk yang Harus Diwaspadai

Ia juga menyarankan untuk membuka jendela agar udara segar lebih banyak masuk ke dalam mobil atau bisa juga dengan menyalakan AC dengan kecepatan yang lebih besar.

"Tujuannya untuk memperbanyak sirkulasi udara di dalam mobil tersebut," ucapnya.

Keempat, coba cek kesadaran dari pasien secara berkala.

Jika tiba-tiba pasien tidak sadarkan diri, segera cek nadi di leher selama 10 detik.
"Jika kita tidak merasakan adanya denyut nadi, segera lakukan kompresi jantung luar pada pasien tersebut karena ini merupakan tanda-tanda henti jantung," terangnya.

Ia mengatakan, kompresi jantung luar perlu dilakukan sampai bantuan medis datang atau sampai pasien tiba di IGD rumah sakit.

Baca juga: Kenali Apa Itu Angin Duduk, Penyebab, dan Tanda-tandanya

Kelima, hindari memberikan minuman dan makanan pada orang yang mengalami sesak napas dan penurunan kesadaran.

"Karena dikhawatirkan ini bisa menyebabkan pasien tersedak dan mengganggu aliran napasnya," jelasnya.

Selanjutnya, Bobby menyarankan, orang-orang yang mengalami kondisi seperti sopir taksi yang sakit dalam video viral tersebut perlu melakukan medical check up jantung.

"Anjurannya medical check up jantung, walau keluhannya menyerupai sakit mag, karena sakit jantung sering menyerupai sakit mag," kata Bobby kepada Kompas.com pada Jumat (9/8/2024).

Pada Kamis (8/8/2024), perusahaan Blue Bird Group yang menaungi sopir yang viral tersebut mengatakan bahwa saat kejadian, sopir sakit karena cuaca panas dan tidak sarapan.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Kita Mengalami Angin Duduk? Simak Faktanya...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau