Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/08/2024, 08:20 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Nyeri pada tulang dan persendian dan semakin memburuk pada malam hari atau saat beraktivitas bisa menjadi gejala seseorang terkena kanker tulang.

"Kanker tulang merupakan salah satu jenis kanker yang relatif jarang terjadi dibandingkan dengan kanker lainnya. Namun, dampak yang ditimbulkannya bisa sangat serius jika tidak ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting dalam upaya pencegahan," kata Konsultan Onkologi Eka Hospital BSD Dr. Muhamad Wahyudi, Jumat (16/8/2024) seperti ditulis Antara.

Gejala lain pada kanker tulang yang mungkin terjadi di antaranya pembengkakan dan kemerahan di bagian tulang yang terkena, yang dapat membuat pergerakan menjadi sulit jika pembengkakan berada di dekat sendi.

Baca juga: Apakah Penderita Kanker Tulang Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya..

Kemudian, benjolan yang terlihat jelas di atas tulang, tulang lemah dan lebih mudah patah, patah tulang yang tidak lazim, tanpa sebab yang jelas atau dengan trauma ringan, kekakuan atau nyeri tekan pada tulang.

Selain itu, demam, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, hilangnya perasaan pada anggota tubuh yang terdampak, masalah dalam bergerak misalnya berjalan pincang. Mati rasa, kesemutan, atau kelemahan di berbagai bagian tubuh jika tumor menekan saraf

"Jika mengalami nyeri tulang yang tidak kunjung reda, terutama saat beristirahat atau di malam hari, segera konsultasikan dengan dokter. Nyeri yang terus-menerus pada tulang bisa menjadi tanda adanya masalah serius seperti kanker tulang," kata dia.

Baca juga: Deteksi Dini Jadi Cara Mencegah Kanker Tulang

Menurut dia, ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kanker tulang yakni Rontgen (X-ray), Bone Scan yakni pemindaian bagian dalam tulang menggunakan pelacak radioaktif untuk membantu menentukan stadium kanker tulang.

Sistem kerjanya yakni pelacak disuntikkan ke pembuluh darah pasien dan akan berkumpul di area tulang yang dapat terdeteksi oleh kamera khusus. Radioaktif yang digunakan hanya dalam jumlah kecil dan tidak membahayakan.

Tulang yang sehat tampak lebih terang di depan kamera dan area cedera, misalnya yang disebabkan oleh sel kanker atau terkadang patah tulang, akan terlihat jelas pada gambar.

Selain itu, CT scan yakni mengambil gambar bagian dalam tubuh menggunakan sinar-x yang diambil dari berbagai sudut, MRI scan untuk menghasilkan gambar detail bagian dalam tubuh menggunakan medan magnet, bukan sinar X.

"Ada juga PET scan yang membantu menentukan sejauh mana kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain di luar tulang dan biopsi yakni satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti apakah Anda menderita kanker tulang," katanya.

Menjaga kesehatan tulang, lanjut dia, merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Tulang menopang tubuh dan memungkinkan bergerak. Tulang juga melindungi otak, jantung, dan organ lainnya dari cedera.

"Tulang adalah jaringan yang hidup dan berkembang. Ketika masih muda, tubuh akan terus meregenerasi sel-sel tulang dan menghancurkan sel-sel yang sudah rusak. Setelah usia 30 tahun, remodeling tulang terus berlanjut, namun orang akan kehilangan massa tulang lebih cepat daripada penambahannya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau