KOMPAS.com - Tawas adalah garam mineral yang memiliki banyak kegunaan. Lantas, tawas untuk ketiak apakah aman?
Ternyata, tawas aman dan efektif untuk mengatasi bau ketiak berlebihan. Namun, penggunaan terlalu sering bisa memicu iritasi dan reaksi alergi pada kulit.
Untuk lebih jelasnya, simak pemaparan dokter berikut.
Baca juga: Apa Penyebab Bau Ketiak yang Berlebihan? Berikut 8 Daftarnya
Penyebab bau ketiak yang paling umum yaitu bercampurnya keringat dengan bakteri di kulit.
Salah satu cara alami untuk mencegah bau tubuh yang tidak sedap adalah mengoleskan tawas pada area lipatan ketiak.
Dilansir dari Medical News Today, efek astrigen pada tawas membantu mengencangkan kulit dengan mengecilkan sel-sel, sehingga aliran keringat yang keluar menjadi lebih sedikit.
Adapun sifat antiseptik yang terkandung pada tawas berpotensi menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti permukaan kulit.
Sederet penelitian menunjukkan, beberapa bakteri umum yang bisa dicegah dengan penggunaan tawas, seperti Staphylococcus epidermidis dan Streptobacillus.
Baca juga: Apa Penyebab Ketiak Hitam? Simak Penjelasan Ahli Berikut...
Meski tawas efektif mengatasi bau ketiak, dokter Yasmina menganjurkan untuk tidak menggunakannya secara berlebihan, karena bisa memicu beberapa efek samping.
"Penggunaan tawas perlu dibatasi pada dosis tertentu yang masih aman. Pada dosis lebih tinggi atau pada kulit sensitif diketahui dapat menyebabkan iritasi dan/atau alergi," kata dr.Yasmina saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/8/2024).
Adapun gejala yang dialami bisa berupa kulit ketiak terasa perih, gatal, panas, kemerahan, bruntusan, mengelupas, dan kehitaman.
Seseorang yang mengalami efek tersebut sebaiknya segera menghentikan penggunaan tawas untuk ketiak. Konsultasikan juga ke dokter spesialis kulit untuk mengetahui perawatan yang sesuai untuk mengatasi bau ketiak berlebihan.
Adapun perawatan medis untuk mengatasi bau ketiak yang bisa dilakukan, menurut dokter Yasmina, yaitu menggunakan obat oles seperti aluminium hidroksida utk mengurangi produksi keringat dan pemberian antibiotik oleh dan untuk diminum.
Pada tingkat keparahan tertentu dapat dilakukan tindakan berupa injeksi botulinum toxin pada ketiak yang bertujuan untuk mengurangi produksi kelenjar keringat dalam jangka waktu lebih panjang.