Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Ciri-ciri Ruam dari Gejala Monkeypox? Ini Ulasannya...

Kompas.com - 28/08/2024, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber WHO,

KOMPAS.com - Cacar monyet atau monkeypox (Mpox) memiliki beberapa gejala yang memengaruhi tampilan kulit, suhu badan, dan otot.

Melansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (26/8/2024), gejala monkeypox yang pertama kali muncul pada sebagian orang adalah ruam, sementara yang lainnya mungkin demam, nyeri otot, atau sakit tenggorokan.

Baca juga: Kemenkes: Vaksin Mpox Diberikan untuk Kelompok Berisiko

Secara umum, gejala Mpox meliputi:

  • Ruam atau lesi
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Kekurangan energi
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Mpox menyebabkan tanda dan gejala yang biasanya dimulai dalam seminggu, tetapi dapat juga dimulai 1-21 hari setelah terpapar virusnya.

Baca terus artikel ini untuk mempelajari selengkapnya mengenai ruam dari gejala monkeypox.

Baca juga: 88 Kasus Mpox di Indonesia, Menkes: Enggak Usah Khawatir, Bisa Diobati

Ciri-ciri ruam dari gejala monkeypox

Merujuk WHO, ruam akibat infeksi virus Mpox sering kali muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, hingga ke telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam ini awalnya berupa luka datar, yang kemudian berkembang menjadi lepuh berisi cairan yang bisa terasa gatal atau nyeri.

Jika sudah sembuh, lesi akan mengering, mengeras, dan mengelupas.

Beberapa orang mungkin memiliki satu atau beberapa lesi kulit, sementara yang lain memiliki ratusan atau lebih.

Baca juga: Mpox Tak Akan Berakibat Pandemi Global seperti Covid-19

Lesi ini dapat muncul di bagian tubuh mana pun, termasuk:

  • Telapak tangan dan telapak kaki
  • Wajah, mulut, dan tenggorokan
  • Selangkangan dan daerah genital
  • Dubur

Beberapa orang sampai mengalami pembengkakan yang menyakitkan pada rektum (proktitis) atau nyeri dan kesulitan saat buang air kecil (disuria) atau saat menelan, karena terdapat lesi di area tersebut.

Pasien cacat monyet juga bisa terkena infeksi bakteri yang menyebabkan abses dan kerusakan kulit yang serius.

Baca juga: Ancaman Mpox, Bagaimana Pencegahannya?

Gejala monkeypox secara umum biasanya berlangsung antara 2-4 minggu.

Namun, penyakit menular ini dapat berlangsung lebih lama pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk anak-anak, ibu hamil, serta penderita HIV/AIDS dan autoimun.

Selama lesi belum sembuh dan lapisan kulit brau terbentuk, pasien cacar monyet masih bisa menularkan penyakit ini kepada siapa saja.

Beberapa orang dapat terinfeksi virus Mpox tanpa menunjukkan gejala apa pun.

Mengidentifikasi mpox bisa jadi sulit karena infeksi dan kondisi lain bisa tampak serupa.

Seseorang yang terkena mpox mungkin juga mengalami infeksi menular seksual lainnya pada saat yang sama, seperti sifilis atau herpes.

Selain itu, anak-anak yang diduga terkena Mpox mungkin juga menderita cacar air.

Baca juga: Kenapa Hubungan Seks Berisiko Rentan Sebarkan Mpox? Ini Ulasannya...

 

Sejarah virus Mpox

 

Perlu diketahui bahwa Mpox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet (MPXV).

Virus Mpox merupakan virus dengan DNA untai ganda berselubung dari genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.

Mengutip Kementerian Kesehatan RI, penyakit cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958 di Denmark ketika ada dua kasus seperti cacar pada koloni kera untuk penelitian, sehingga cacar itu dinamakan "monkeypox" (disingkat Mpox).

Kemudian, ditemukan cacar monyet pada manusia pertama kali di Republik Demokratik Kongo pada 1970.

Setelah pemberantasan cacar pada 1980 dan berakhirnya vaksinasi cacar di seluruh dunia, Mpox muncul kembali di Afrika bagian tengah, timur, dan barat.

Baca juga: WHO Rekomendasikan Vaksinasi Terarah daripada Massal untuk Cegah Mpox

Sejak saat itu, cacar monyet telah dilaporkan secara sporadis di Afrika bagian tengah dan timur (dengan Clade I) dan Afrika barat (dengan Clade II).

Pada Mei 2022, wabah Mpox muncul tiba-tiba dan menyebar dengan cepat di seluruh Eropa, Amerika, dan kemudian keenam wilayah WHO (region Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Eropa, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat).

Pada Juli 2022, cacar monyet dinyatakan oleh WHO sebagai situasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC).

Kemudian, status PHEIC dicabut pada Mei 2023 setelah terjadi penurunan kasus global yang berkelanjutan.

Seiring kasus Mpox di Afrika yang melonjak signifikan dibanding 2023, WHO memberlakukan status darurat kesehatan global kembali pada 14 Agustus 2024 lalu.

Baca juga: Siapa yang Berisiko Terkena Mpox? Ini Ulasannya...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau