Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Gizi: 'Susu Ikan' Boleh Diberi Pemanis Asal Tidak Berlebihan

Kompas.com - 15/09/2024, 17:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

 

KOMPAS.com - Produk hidrolisat protein ikan atau yang disebut 'susu ikan' dapat diberi tambahan pemanis untuk memberikan rasa manis dan mengurangi rasa amis yan mungkin ada pada olahan ikan.

Dokter gizi Prof. dr. Agussalim Bukhari M.Clin.Med Ph.D Sp.GK Subs.KM menjelaskan pemberian zat pemanis diperbolehkan asal dalam jumlah yang tidak berlebihan.

“Supaya ada rasa manis, dalam jumlah nggak berlebihan nggak ada masalah,” kata Agus dalam diskusi daring yang digelar PB IDI, Jumat (13/9/2024).

Baca juga: Dokter Gizi: Susu Ikan Sumber Protein, tapi Tidak Menggantikan Susu Sapi

Guru Besar Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar itu melanjutkan, salah satu pemanis yang bisa ditambahkan pada 'susu ikan' yaitu maltodekstrin.

Fungsi maltodekstrin pada produk hirolisat ini, yaitu memberi rasa manis, mengurangi amis, dan sebagai sumber karbohidrat dari produk olahan seperti susu.

Dilansir dari WebMD, maltodekstrin adalah bubuk putih yang berasal dari pati tumbuhan seperti jagung, kentang, gandum, atau beras.

Maltodekstrin dibuat dengan cara memproses pati melalui hidrolisis parsial, yaitu dengan memasak pati pada suhu tinggi dan mencampurnya dengan enzim atau asam.

Selain memberikan rasa manis, maltodekstrin juga berfungsi sebagai pengawet, pengental, pengikat air dalam produk pangan beku, dan filler dalam produk susu bubuk.

Maltodekstrin tergolong aman, tetapi dapat menimbulkan efek tertentu bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

Dikutip dari Medical News Today, maltodekstrin bisa menimbulkan efek samping, berupa reaksi alergi, penambahan berat badan, gas, perut kembung asma, kram, dan kesulitan bernapas.

Baca juga: IDI Sebut Susu Ikan Tinggi Omega-3, Bagus untuk Jantung dan Otak

 

'Susu ikan' perlu diperkaya dengan zat gizi lainnya

Dalam kesempatan yang sama, Agus mengungkapkan bahwa protein pada 'susu ikan' lebih tinggi dari susu sapi, namun tidak bisa hanya diminum dari satu sumber tanpa tambahan zat gizi lainnya.

Diperlukan sumber gizi lainnya atau diperkaya untuk memenuhi kebutuhan kalori anak dengan jumlah yang telah disesuaikan dan terdaftar izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ia mengatakan susu biasa digunakan untuk menambah pemenuhan kalori harian anak. Pada susu sapi biasanya terkandung 150 kalori dalam satu gelas saji. Sementara kebutuhan kalori harian anak usia tiga hingga empat tahun sekitar 1.500 dan 2.000 kilo kalori untuk usia sampai tujuh tahun.

Untuk itu susu ikan harus mengandung konsentrat yang baik untuk menghasilkan protein, kalori dan lemak yang ditambahkan agar bisa mencukupi kebutuhan kalori harian anak.

Agus mengatakan susu merupakan nutrisi tambahan yang bisa memenuhi gizi anak mulai dari masa kandungan hingga usia dua tahun atau 1000 hari pertama. Asupan gizi harus terpenuhi untuk menunjang kesehatan fisik dan intelegensi agar menjadi anak berprestasi.

Baca juga: Apa Beda Susu Ikan dengan Susu Hewani? Ini Kata Pakar IPB...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau