KOMPAS.com - Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah hubungan intim tanpa pengaman atau ketika alat pengendali kelahiran yang digunakan tidak bekerja dengan baik.
Kontrasepsi darurat bisa digunakan dalam situasi, seperti setelah mengalami kekerasan seksual atau pemerkosaan, ketika kondom robek atau terlepas, lupa minum pil KB, atau kesalahan menggunakan alat pengendali kelahiran lain.
Baca juga: Apakah Pakai Kondom Bisa Lepas? Berikut Penjelasannya...
Pil kontrasepsi darurat bekerja dengan mencegah atau menunda ovulasi yang mungkin terjadi setelah berhubungan seksual.
Perlu diketahui, kontrasepsi darurat tidak berfungsi bila sel telur sudah menempel pada dinding rahim atau sudah terbentuk embrio.
Itu sebabnya, menurut anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kontrasepsi darurat efektif digunakan dalam waktu 5 hari. Namun, minum pil kontrasepsi darurat lebih baik dilakukan sesegera mungkin usai berhubungan seksual.
Cara kerja kontrasepsi darurat yaitu mengentalkan lendir serviks sehingga tidak dapat ditembus oleh sperma.
Pil kontrasepsi darurat juga menghambat pelepasan sel telur dari ovarium sehingga mencegah terjadinya pembuahan.
Dosis pil KB darurat biasanya 2 tablet sekaligus dan diminum sesegera mungkin. Dosis pertama harus diminum dalam 72 jam. Dilanjutkan dosis kedua 12 jam setelahnya.
Jika mengalami muntah dalam waktu 2 jam setelah mengonsumsi satu dosis pil KB darurat, dosis harus diulang.
Meski demikian, untuk memastikan dosis kontrasepsi darurat yang aman dikonsumsi, sebaiknya konsultasikan dahulu ke dokter.
Baca juga: Apa Saja Efek Samping KB Suntik 3 Bulan? Berikut 7 Daftarnya...
Diberitakan Kompas.com, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Dr. dr. Wawang S. Sukarta, Sp. OG (K), MARS, MH.Kes menegaskan bahwa pil KB darurat hanya boleh diminum dalam kondisi darurat dan dilarang dikonsumsi secara rutin.
"Tidak boleh, jadi hanya dikonsumsi sekali-sekali saja. Harusnya kan 0,75 mg kalau ini dua tablet sekaligus jadi 1,5 mg. Tinggi sekali," katanya.
Adapun efek samping pil kontrasepsi darurat jangka pendek, yaitu pusing, mual, muntah, serta rasa nyeri pada payudara.
Kontrasepsi darurat tidak dianjurkan digunakan sebagai alat pengendali kelahiran jangka panjang karena dapat memicu gangguan pada siklus menstruasi, pendarahan di luar haid, dan sakit pada payudara.
Baca juga: Berapa Lama Setelah Vasektomi Bisa Berhubungan Intim? Ini Kata BKKBN