KOMPAS.com - Dalam jumlah yang tepat, asam urat memiliki fungsi sebagai antioksidan, stimulan sistem imun, dan mengelola tekanan darah.
Namun, asam urat bisa mengalami peningkatan akibat pola makan tinggi purin sehingga menyebabkan efek negatif pada tubuh.
Baca juga: Bolehkah Asam Urat Makan Buah Sirsak? Berikut Penjelasannya...
Asam urat adalah senyawa kimia alami yang diproduksi tubuh sebagai hasil penguraian zat purin dari makanan dan minuman, seperti jeroan, daging merah, serta camilan dan minuman manis.
Kadar asam urat yang berlebihan (hiperurisemia) bisa mengakibatkan penumpukan kristal urat (monosodium urate) yang mengendap di sekitar sendi.
Hal ini kemudian disebut dengan penyakit asam urat atau gout.
Penyakit asam urat biasanya timbul di ujung jempol kaki, tetapi bisa terjadi di persendian lain, termasuk tumit, lutut, jari tangan, dan lengan.
Untuk lebih jelasnya, berikut keluhan atau gejala asam urat:
Orang yang mengalami gejala asam urat dianjurkan menghubungi dokter untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Dokter mungkin akan menganjurkan pengobatan disertai perubahan gaya hidup untuk mengontrol kadar asam urat.
Baca juga: Asam Urat Itu Disebabkan Apa? Berikut 11 Daftarnya
Asam urat mengakibatkan komplikasi jika dibiarkan lama.
Dilansir dari laman Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI (Yankes Kemkes), asam urat bisa terbentuk di ginjal dan saluran kemih.
Kondisi tersebut dapat mengganggu fungsi ginjal atau dapat menyebabkan timbulnya batu di ginjal (nefrolitiasis) atau saluran kemih lainnya misalnya di kandung kemih, utreter dan uretra.
Komplikasi asam urat lainnya yaitu meningkatkan risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, kerusakan sendi permanen, patah tulang, dan sleep apnea.
Karena itu, mulailah hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, dan tidur cukup agar asam urat tetap terkontrol.
Upayakan menjaga kadar asam urat normal antara 3,4–7,0 mg/dL (pria) dan 2,4-6,0 untuk wanita.
Baca juga: Sayur Apa yang Bagus buat Penderita Asam Urat? Berikut 5 Daftarnya