Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paparan Zat Kimia Plastik dan Kertas Berisiko Kanker Payudara

Kompas.com - 11/10/2024, 12:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber CNN

KOMPAS.com - Insiden kanker payudara pada perempuan muda terus meningkat. Para ahli mencoba menggali apa saja faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker yang jadi momok bagi perempuan ini.

Ada sejumlah faktor yang selama ini diketahui akan meningkatkan risiko kanker, mulai dari obesitas, konsumsi alkohol dan rokok, kurang bergerak, dan masih banyak lagi.

Salah satu faktor yang juga diamati adalah paparan zat kimia dalam plastik. Hampir 200 zat kimia yang dipakai dalam kemasan makanan dan juga alat makan plastik dan kertas ditengarai terkait dengan kanker payudara.

"Ada bukti kuat bahwa 76 jenis karsinogen pada kejadian kanker payudara dari material kemasan makanan," kata tim penulis studi Jane Muncke, direktur pelaksana dan kepala staf ilmiah di Food Packaging Forum, sebuah yayasan nirlaba yang berbasis di Zurich, Swiss.

Ia menambahkan, menghindari potensial karsinogen itu berpengaruh besar pada pencegahan kanker.

Baca juga: Usia Penderita Kanker Payudara Semakin Muda

Menurut penelitian tersebut, dari bahan kimia yang baru-baru ini terdeteksi dalam kemasan makanan, 40 di antaranya sudah diklasifikasikan sebagai bahan kimia berbahaya oleh badan-badan regulasi di seluruh dunia.

"Banyak dari zat kimia tersebut sudah dikategorikan berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi masih dipakai pada material kemasan makanan yang bersentuhan dan berpotensi ada migrasi ke makanan yang kita asup," kata peneliti Jenny Kay dari Silent Spring, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.

Di tahun 2007 Silent Spring menerbitkan 216 zat kimia yang bisa menyebabkan tumor payudara tikus percobaan. Daftar tersebut kemudian diperbarui pada Januari 2024 dan bertambah menjadi 921. Sekitar 624 zat kimia itu akan merangsang produksi estrogen dan progesteron yang diketahui sebagai faktor risiko kanker payudara.

Pada studi terbaru yang dimuat di jurnal Frotiers in Toxicology, tim peneliti membandingkan database karsinogen dari Silent Spring dengan data Food Contact Chemicals Monitored in Humans (FCChumon).

FCChumon, dibuat oleh Food Packaging Forum, merupakan daftar zat kimia yang bersentuhan dengan makanan yang telah dideteksi ada di ASI, darah, urine, dan jaringan.

Baca juga: Apa Dampak Paparan Mikroplastik pada Tubuh?

Ilustrasi microwave - Memanaskan makanan dalam wadah plastik menggunakan microwave.SHUTTERSTOCK / Andrey_Popov Ilustrasi microwave - Memanaskan makanan dalam wadah plastik menggunakan microwave.

"Studi baru ini mengambil daftar karsinogen potensial pada payudara dan membandingkannya dengan daftar bahan kimia yang ditemukan dalam bahan yang bersentuhan dengan makanan untuk mengetahui karsinogen potensial mana yang dapat masuk ke dalam pola makan masyarakat," kata Kay.

Beberapa zat kimia yang diketahui bersifat karsinogen antara lain benzene, 4.4 Methylenebis, 2.4 Toluenediamine, 3.3 Dimethylbenzidine, dan o-Toluidine, yang dipakai sebagai pewarna pada plastik dan kertas.

Baca juga: Zat Kimia dalam Makanan Bikin Kita Makan Berlebihan

"Pewarna dapat digunakan dalam plastik, kertas, kardus, dan sejenisnya, serta dapat memiliki beberapa sifat yang cukup beracun. Plastik bukan satu-satunya penyebab," kata Kay.

Faktanya, meskipun penelitian menemukan sebagian besar paparan karsinogen berasal dari plastik yang digunakan dalam kemasan makanan, 89 karsinogen ditemukan dalam wadah kertas dan kardus.

“Kertas memiliki bahan tambahan seperti pengemulsi dan perekat, misalnya jika kertas direkatkan, atau ada lapisan plastik yang direkatkan pada kertas,” kata Muncke.

Sejumlah bahan kimia yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah bisfenol, ftalat, atau zat perfluoroalkil dan polifluoroalkil, yang dikenal sebagai PFAS, bahan kimia yang mengkhawatirkan dan telah dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan.

Sering disebut sebagai "bahan kimia abadi" karena tidak terurai di lingkungan, PFAS digunakan dalam kemasan makanan untuk mencegah minyak dan air meresap melalui bungkus makanan dan gelas minuman. PFAS juga dapat ditemukan dalam tinta yang digunakan untuk mencetak logo dan petunjuk pada wadah makanan.

Baca juga: 10 Ciri-ciri Kanker Payudara yang Mudah Dikenali, Apa Saja?

Mengurangi paparan

Meskipun hasil studi ini menyerukan regulasi yang lebih ketat terhadap bahan kimia dalam kemasan makanan, ada beberapa langkah yang dapat diambil konsumen untuk mengurangi risiko bahan kimia beracun dan karsinogen.

Hindari membakar atau menghanguskan makanan, karena daging sapi, ayam, atau ikan, menghasilkan bahan kimia yang merusak DNA saat dipanggang pada suhu tinggi atau di atas api terbuka. Gunakan kipas ventilasi saat memasak.

Polutan seperti polychlorinated biphenyl (PCB) menupuk di lemak, karena itu membuang lemak dan kulit dari daging atau ikan sebelum dimasak bisa membantu mengurangi paparan.

Jika memungkinkan, pilihlah produk daging atau susu yang organik untuk mengurangi paparan pestisida.

Kita juga bisa mengurangi pemakaian plastik dalam kemasan makanan, termasuk memindahkan makanan dari kemasan ke piring sebelum dipanaskan ke microwave.

Baca juga: 5 Bahaya Makanan Gosong, Bisa Picu Kanker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau