Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Screen Time Jadi Penyebab Anak Terlambat Bicara

Kompas.com - 15/10/2024, 18:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Daftar Isi
Buka

KOMPAS.com - Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp. A (K) mengatakan, screen time adalah penyebab utama si kecil mengalami keterlambatan berbicara.

“Dari hasil penelitian, screen time memberi dampak bagi perkembangan anak, baik itu perilaku maupun kemampuan bahasanya. Overstimulasi visual ini menyebabkan anak konsentrasinya tidak baik,” kata dr. Fitri, dalam media briefing IDAI, Selasa (15/10/2024).

Baca juga: Kenapa Anak Tidak Boleh Minum Teh? Berikut Faktanya...

Selain screen time, penyebab keterlambatan bicara lainnya yaitu stimulasi kurang, meliputi pola asuh permisif, overprotektif, dan neglected atau mengabaikan anak.

“Dua tahun pertama itu adalah golden period yang harus dimanfaatkan dengan pembelajaran positif. Namun, jika orangtua memberikan pembelajaran negatif, ya ini bisa menjadi penyebab terlambat bicara.”

“Coba dipastikan apakah kita sudah memberikan pembelajaran yang benar dengan tidak meladeni bahasa tubuh anak atau terlalu sering merespons bahasa tubuh anak. Kalau iya, pasti anak ini akan terbiasa menggunakan bahasa tubuhnya, jadi perkembangan bicaranya terhambat,” imbuhnya.

Kondisi medis, seperti bayi berat lahir rendah, anak mengalami kegawatdaruratan sejak lahir, gangguan saraf, kelainan organ, gangguan kognitif, dan gangguan perilaku juga bisa menjadi faktor penyebab anak mengalami speech delay.

Baca juga: Deteksi Dini Mata Malas pada Anak, Cegah Kebutaan Saat Dewasa

Stimulasi bicara anak

Ayah dan ibu perlu telaten dalam memberi stimulasi agar anak dapat bicara dengan lancar.

Dokter Fitri menganjurkan orangtua melakukan stimulasi sejak bayi lahir dengan mengajak si kecil ngobrol. Sering ngobrol membuat anak cepat belajar mendengar, latihan fokus, mengetahui siapa sosok yang berbicara, dan berusaha merespons.

“Ketika anak sudah sering diajak bicara, maka ia akan mudah mengikuti tahapan yang sesuai milestone-nya,” ujar dokter yang berpraktik di RS Kariadi Semarang tersebut.

Dokter Fitri menekankan orangtua agar tidak memakai alat media elektronik saat mengajarkan bahasa ke anak. Pasalnya, si kecil akan cenderung tertarik pada media elektronik, dibanding pembelajarannya.

Kemudian, ayah dan ibu sebaiknya tidak menerjemahkan bahasa tubuh anak supaya anak tidak memahami bahwa bahasanya sudah benar.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K) menyarankan orangtua untuk membetulkan suku kata yang diucapkan anak agar si kecil bisa cepat berbicara lancar dan kaya kosa kata.

“Orangtua yang mengajak anak bercerita, ngobrol, membetulkan suku kata yang diucap anak. Itu akan membantu stimulasi pada anak supaya lancar berbicara,” kata dr. Piprim.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Anak Kekurangan Protein?

Diagnosis keterlambatan bicara perlu dilakukan sedini mungkin karena keterlambatan bicara bisa menjadi penanda awali si kecil mengalami gangguan kognitif atau perkembangan otak.

Untuk itu, orangtua perlu memantau tumbuh kembang anak, termasuk kemampuan berbicaranya dan tidak ragu berkonsultasi ke dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau