Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2024, 15:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Mungkin masih banyak orang tua beranggapan bahwa anak gemuk itu menggemaskan dan sehat.

Namun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa faktanya gemuk bukanlah ukuran anak sehat dan gemuk bukanlah pertanda yang bagus.

Baca juga: Ancaman Kesehatan di Balik Lucunya Anak Gemuk

Ketua Pengurus Pusat IDAI Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan bahwa kriteria anak sehat harus sesuai dengan kurva pertumbuhan.

"Anak sehat bukan gemuk, bukan overweight, atau obesitas. Oleh karena itu, biarlah anak itu tumbuh sesuai dengan kurvanya. Ini agar orang tua paham seperti apa (kriteria anak sehat)," kata Piprim dalam Media Briefing IDAI pada Rabu (17/10/2024).

Menurutnya, pemahaman di masyarakat bahwa anak sehat adalah yang gemuk harus dikoreksi, sehingga anak tidak perlu dipaksa untuk banyak makan agar terlihat gemuk.

Baca juga: 4 Penyebab Kekurangan Protein yang Bisa Picu Kegemukan sampai Lemot

Cara instan untuk anak gemuk yang banyak ditemui

Pemahaman yang keliru tentang kriteria anak sehat bisa membuat orang tua atau pengasuh anak mengambil cara instan agar anak banyak makan dan gemuk.

Contoh cara instan yang dilakukan untuk meningkatkan nafsu makan dan membuat anak gemuk adalah dengan penyalahgunaan obat steroid, yang belakangan viral di media sosial.

Pada awal bulan ini, viral di media sosial anak balita di Surabaya diberi deksametason dan pronicy, yang termasuk obat steroid untuk meningkatkan nafsu makan dan penggemuk.

Hal itu dilakukan oleh pengasuh anak selama satu tahun.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrin IDAI DR Dr Agustini Utari, SpA(K) mengatakan bahwa kasus demikian sebenarnya ditemui juga oleh dokter dan dilakukan oleh orangtua dari anak itu sendiri.

Baca juga: Anak Gemuk Tak Selalu Baik, Kenali Bahaya Obesitas Ini

"Dalam praktik klinis sehari-hari saya menemukan beberapa (kasusnya). Tidak hanya pada babysitter-nya, saya menemukan orang tua yang ingin anak gemuk," kata Agustini dalam kesempatan yang sama.

Ia menceritakan, anak tersebut diberi obat steroid selama dua tahun dan hasilnya anak memang terlihat gemuk, tetapi tidak sehat.

"Efek dari obat steroid menyebabkan dia (anak) tidak tumbuh selama dua tahun," ucapnya.

Meski banyak kasus yang ditemui selama praktik klinis, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) ini mengatakan, belum ada data yang tercatat secara pasti untuk dipublikasikan.

Piprim menilai, ilmu parenting di Indonesia harus ditingkatkan, khususnya pemahaman tentang kriteria anak sehat.

"Pada intinya, kembali kepada kita semua sebagai orangtua, bagaimana melakukan parenting yang benar, tidak terprovokasi dengan keinginan instan supaya anaknya gemuk. Dan gemuk itu bukan kondisi yang sehat," terangnya.

Baca juga: Bahaya Penyakit Akibat Kegemukan dan Obesitas yang Harus Disadari

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau