Gaga juga menganjurkan masyarakat agar bisa melakukan deteksi mandiri terkait gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, mulai dari mengecek lingkar pinggang di rumah, rajin memantau berat badan, hingga rutin melakukan tes tekanan darah.
Salah satu tren yang tengah populer untuk mencegah obesitas dan memperbaiki gaya hidup, adalah dengan melakukan puasa intermitten yang ditujukan untuk membatasi waktu makan agar tidak terus-terusan mengkonsumsi makanan.
Namun, Gaga memperingatkan agar masyarakat berhati-hati dan tidak sembarangan menerapkan konsep puasa intermitten untuk menjaga pola makan.
Gaga menyebut intermitten fasting pasti mengubah pola dan kebiasaan makan seseorang secara drastis dan dapat menyebabkan tingginya asam lambung.
Namun, dia menegaskan yang penting dari pola makan bukan hanya pada kebiasaan waktu makan, melainkan juga komposisi makanan yang dikonsumsi haruslah bergizi lengkap.
"Saya sih tidak menyarankan intermitten fasting ya. Lebih baik perbaiki, makan yang teratur dengan komposisi yang balance," ujar Gaga.
Mengenai faktor pemicu risiko penyakit jantung, kata dia, ada beberapa kekeliruan utama di masyarakat yang berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat. Yang pertama, orang-orang yang tidak makan pagi lebih besar berpotensi terkena obesitas maupun diabetes.
Pasalnya, sarapan pagi menjadi salah satu waktu paling penting untuk mengisi tubuh dengan makanan. Menurut Gaga, ketika seseorang tidak sarapan pagi, maka otak akan tetap memberikan sensor lapar dan menyebabkan makan tidak teratur pada siang, sore, dan malam harinya.
Tidak teraturnya pola makan, menyebabkan otak mengirim sinyal lapar dan kenyang yang tidak teratur, sehingga akan terus-terusan merasa lapar.
"Nah inilah yang seringkali disebut bahwa orang tuh lapar terus-terusan. Karena pola makan yang tidak teratur, sehingga sinyal lapar nya tidak jelas," ucap Gaga.
Selain itu, konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung juga harus dikurangi apabila seseorang ingin memperbaiki pola makan dan mencegah diri dari obesitas.
Guna menjaga tubuh dari gejala sindrom metabolik, Gaga mengatakan olahraga rutin dan teratur menjadi kiat untuk menjaga tubuh, dengan durasi sedikitnya 150 menit olahraga ringan-sedang dan 75 menit olahraga berat dalam satu minggu, cukup untuk menjaga kondisi badan tetap ideal.
Pasalnya, Gaga menjelaskan, ketika olahraga maka tubuh akan menggunakan lemak yang tertimbun di dalam tubuh sebagai sumber energi. Gula-gula yang menumpuk di dalam tubuh juga bisa digunakan oleh otot ketika berolahraga.
"Jaga pola makan dan komposisi makanan yang baik untuk menerapkan gaya hidup sehat agar terbebas dari sindrom metabolik yang menyebabkan risiko penyakit jantung mematikan," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.