KOMPAS.com - Pilihan pengobatan untuk pasien masalah tulang belakang saat ini semakin banyak. Salah satu yang makin diminati adalah operasi minimal invasif yang minim sayatan yaitu bedah endoskopi spinal minimal invasif (BESS). Teknik ini memberi harapan baru bagi pasien dengan berbagai keluhan tulang belakang.
Menurut dr.S Dohar A.L Tobing Sp.OT(K) Spine, BESS adalah prosedur bedah yang menggunakan teknologi endoskopi untuk mengakses area tulang belakang dengan cara minimal invasif alias bukan operasi bedah terbuka.
"Teknik ini melibatkan penggunaan alat yang sangat kecil dan kamera, yang memungkinkan dokter untuk melakukan tindakan dengan hanya membuat sayatan kecil, yang tidak lebih besar dari satu sentimeter," katanya dalam keterangan pers.
BESS dapat dipakai untuk mengatasi masalah tulang belakang, salah satu yang paling umum adalah pengangkatan herniasi diskus atau bantalan tulang belakang menonjol dan menekan area sekitarnya sehingga mnyebabkan nyeri parah.
Baca juga: Penyebab Nyeri Punggung Bawah Berkepanjangan
"Dengan menggunakan teknik BESS, dokter dapat mengangkat bagian diskus yang menonjol tersebut tanpa perlu melakukan sayatan besar, sehingga meminimalkan risiko dan mempercepat pemulihan," kata dr.Dohar yang berpraktik di RS Siloam Mampang Jakarta ini.
Selain pengangkatan herniasi diskus, BESS juga dapat digunakan untuk dekompresi saraf, yang penting dalam mengatasi kondisi di mana saraf tulang belakang terjepit.
Menurut dr.Dohar, banyak pasien yang merasa lebih nyaman dengan hasil operasi BESS karena bisa pulih lebih cepat.
“Kira-kira dua sampai tiga hari pasien biasanya dapat bergerak dan melakukan aktivitas ringan setelah prosedur," ujarnya.
Meski demikian, tidak semua pasien bisa menjadi kandidat dari operasi BESS. Dijelaskan oleh dr. Jephtah F. L. Tobing, Sp.OT (K) ada beberapa pertimbangan kritis sesuai kondisi pasien, misalnya saja usia, kesehatan secara umum, serta tingkat keparahan masalah tulang belakang.
Baca juga: Pilihan Pengobatan Saraf Terjepit di Leher
"Misalnya, pasien yang lebih muda dan sehat dengan masalah tulang belakang yang tidak terlalu kompleks mungkin lebih cocok untuk menjalani BESS daripada pasien yang memiliki banyak kondisi kesehatan lainnya," kata dr.Jephtah.
Pasien yang memiliki infeksi aktif, kelainan anatomi tertentu, atau yang memerlukan prosedur yang lebih kompleks mungkin tidak dianggap sebagai kandidat yang baik untuk BESS.
Meskipun BESS menawarkan banyak manfaat, seperti prosedur bedah lainnya, ada risiko dan komplikasi yang harus diwaspadai.
Insiden komplikasi pada BESS memang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan operasi konvensional, tapi tetap ada kemungkinan terjadinya infeksi, perdarahan, atau kerusakan pada jaringan saraf.
Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh terhadap kondisi pasien sangat penting sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur ini.
Baca juga: Apakah Boleh Beraktivitas Fisik Saat Mengalami Nyeri Tulang Belakang?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.