KOMPAS.com — Penyalahgunaan obat tidur menjadi salah satu masalah dalam dunia kesehatan yang semakin mengkhawatirkan. Sebab, hal itu dapat menyebabkan banyak risiko bagi kesehatan fisik dan mental.
Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Induk Pusat Mozes Wambrauw Simbiak, SFarm mengatakan bahwa salah satu risiko utama penyalahgunaan obat tidur adalah ketergantungan.
Oleh karena itu, lanjut Mozes, penting untuk memiliki pemahaman yang tepat terkait dosis penggunaan obat tidur agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca juga: PAFI Ungkap Pentingnya Memeriksa Tanggal Kedaluwarsa pada Label Obat
“Obat tidur yang digunakan tanpa pengawasan medis berisiko menimbulkan adiksi. Ketika tubuh terbiasa dengan zat tersebut, pengguna akan sulit tidur tanpa obat, bahkan dosisnya dapat meningkat,” ujar Mozes dikutip dari pafikulonprogo.org.
Ia juga mengatakan bahwa penggunaan obat tidur yang berlebih dapat menimbulkan efek jangka panjang, seperti gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, hingga gangguan mental seperti kecemasan berlebih atau depresi.
Menurut Mozes, penyalahgunaan obat tidur disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang menganggap obat tidur sebagai solusi instan mengatasi insomnia tanpa memerhatikan akar permasalahannya.
Baca juga: Tak Semua Obat Aman untuk Ibu Hamil, PAFI Tekankan Pentingnya Konsultasi
“Padahal banyak sekali penyebab dari insomnia yang sering kali berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan menggunakan gadget sebelum tidur, konsumsi kafein berlebihan, atau stres yang tidak terkendali,” tutur Mozes.
Dalam hal itu, PAFI mengimbau kepada masyarakat untuk lebih bijak dalam mengatasi masalah tidur dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.
Hal itu dapat dimulai dengan menerapkan sleep hygiene, seperti tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, menghindari gadget satu jam sebelum tidur, dan menciptakan lingkungan kamar yang nyaman.
Baca juga: PAFI Ungkap Alasan Pentingnya Membaca Label Obat dengan Teliti
“Namun, jika masalah tidur tetap berlanjut, konsultasi dengan tenaga medis menjadi langkah penting sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat tidur,” ujar Mozes.
Meski demikian, lanjut Mozes, obat tidur sebaiknya menjadi pilihan terakhir untuk mengatasi insomnia.
“Sebaiknya melakukan terapi non-obat sebagai alternatif, seperti rutin melakukan relaksasi atau meditasi,” tuturnya.
Baca juga: PAFI Kediri: Blockchain Berikan Transparansi dan Keamanan dalam Pengelolaan Rekam Medis
Lebih lanjut Mozes berharap, edukasi mengenai risiko penyalahgunaan obat tidur dapat terus ditingkatkan, baik melalui kampanye publik maupun pelatihan bagi tenaga farmasi di lapangan.
“Kesadaran akan bahaya penyalahgunaan obat tidur harus ditanamkan sejak dini. Jangan sampai solusi sementara ini justru menimbulkan masalah baru yang lebih besar," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.