KOMPAS.com - Demam adalah respons tubuh terhadap infeksi atau kondisi medis tertentu. Namun, beberapa orang mengalami demam yang naik turun atau dikenal dengan istilah fluctuating fever.
Kondisi ini membuat suhu tubuh seseorang meningkat dan menurun secara berulang dalam waktu tertentu.
Baca juga: Kemenkes: Demam Babi Afrika Tidak Membahayakan Manusia
Disarikan dari Cleveland Clinic dan Medical News Today, berikut beberapa penyakit atau kondisi kesehatan yang ditandai dengan demam naik turun:
Demam berdarah dengue adalah infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan menyebabkan demam tinggi yang biasanya terjadi dalam beberapa hari.
Pada kasus demam berdarah dengue, suhu tubuh sering kali naik secara signifikan dan kemudian menurun, kemudian bisa kembali meningkat, menyebabkan pola fluctuating fever atau demam intermiten.
Penyebab utama dari demam naik turun pada penderita DBD adalah respons tubuh terhadap infeksi virus tersebut sehingga memengaruhi kekebalan dan fluktuasi suhu.
Pada fase kritis, ketika kadar trombosit dalam darah turun drastis, demam bisa meningkat kembali, serta mengakibatkan perburukan gejala.
Selain demam naik turun, gejala DBD yang perlu diperhatikan adalah nyeri tubuh, sakit kepala, nyeri belakang mata, ruam kulit, pendarahan gusi, kelelahan, dan penurunan tekanan darah yang signifikan.
Baca juga: Demam pada Anak Hanya di Kepala? Kenali Penyebab dan Penanganannya
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.
Penyakit ini dapat menyebabkan demam tinggi yang tidak stabil dan seringkali menyebabkan fluktuasi suhu tubuh, terutama pada pneumonia yang disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae.
Demam pada pneumonia sering terjadi dalam gelombang, dengan suhu tubuh yang naik pada siang hari dan turun pada malam hari.
Ciri-ciri pneumonia lainnya, yaitu batuk berdahak atau mengandung darah, sesak napas, nyeri dada, kelelahan parah, badan menggigil.
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Penyakit ini dikenal dengan gejala demam yang berfluktuasi atau naik turun, yang merupakan salah satu ciri khas dari infeksi malaria.
Demam naik turun pada malaria terjadi karena siklus hidup parasit Plasmodium di dalam tubuh manusia. Parasit ini menyerang sel darah merah, menyebabkan peradangan dan reaksi imun yang memengaruhi suhu tubuh.
Ketika parasit Plasmodium berkembang biak dan menghancurkan sel darah merah, tubuh mengeluarkan berbagai zat kimia yang dikenal sebagai pyrogens, yang memicu suhu tubuh untuk naik. Proses ini menyebabkan puncak demam.
Setelah itu, suhu tubuh bisa turun seiring dengan fase sel darah merah yang baru terinfeksi, menyebabkan penurunan sementara pada suhu tubuh, hanya untuk meningkat lagi pada siklus berikutnya.
Selain demam naik turun, malaria juga dapat disertai dengan gejala lain yang khas, antara lain mual muntah, sakit kepala, nyeri tubuh, menggigil, dan kelelahan.
Baca juga: Waspada Demam Berdarah di Musim Hujan, Ahli Anjurkan 3M dan Vaksinasi
Beberapa kondisi autoimun dapat mengakibatkan demam naik turun.
Penyakit seperti lupus eritematosus sistemik atau rheumatoid arthritis dapat memengaruhi suhu tubuh dan menyebabkan demam intermiten.
Beberapa jenis kanker, seperti limfoma atau leukemia, juga dapat memicu demam naik turun.
Hal ini disebabkan oleh respons tubuh terhadap sel-sel kanker yang memengaruhi produksi bahan kimia dan sel-sel imun yang mengatur suhu tubuh.
Ketidakseimbangan hormon, seperti yang terjadi pada penderita hipertiroidisme atau hipotiroidisme, dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh yang signifikan.
Gangguan pada kelenjar tiroid mempengaruhi metabolisme tubuh, yang berperan dalam pengaturan suhu tubuh.
Dehidrasi parah dan kekurangan elektrolit juga dapat menyebabkan demam naik turun.
Kekurangan cairan dan elektrolit dalam tubuh mengganggu fungsi sel dan sistem tubuh lainnya, yang akhirnya memengaruhi pengaturan suhu tubuh.
Beberapa orang mengalami demam naik turun setelah menerima vaksinasi.
Ini adalah reaksi normal tubuh terhadap vaksin yang bertujuan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk pertahanan terhadap penyakit.
Selain karena penyakit tertentu, demam naik turun juga bisa muncul akibat efek obat yang Anda konsumsi.
Penggunaan obat tertentu, seperti antibiotik, dapat menyebabkan efek samping berupa demam yang naik turun.
Ini terjadi karena reaksi tubuh terhadap obat tersebut atau reaksi alergi yang ditimbulkannya. Efek samping obat bisa menyebabkan peradangan yang memicu perubahan suhu tubuh.
Baca juga: Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Kejang Demam?
Jika Anda atau orang terdekat mengalami demam yang naik turun, terutama jika disertai dengan gejala lain seperti kelelahan, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, ruam, atau kesulitan bernapas, sebaiknya segera mencari pertolongan medis.
Suhu tubuh yang tidak stabil bisa menjadi tanda dari masalah kesehatan serius yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.