Pengobatan untuk cacar api biasanya melibatkan pemberian obat antivirus dan pereda nyeri.
Namun, pada lansia, pemilihan obat pereda nyeri biasanya dilakukan dengan lebih berhati-hati karena dapat memengaruhi organ-organ tubuh lain.
"Memang nyeri ini jadi masalah paling utama. Dokter biasanya akan meresepkan obat minum atau salep. Untuk orang tua, itu bisa berbeda karena tidak semua cocok dengan obat nyeri, terutama yang dikonsumsi,” ujar dr Dirga.
Selain melakukan pengobatan, dr Dirga juga menyarankan masyarakat, khususnya lansia, untuk mau melakukan vaksinasi cacar api.
Vaksinasi herpes zoster direkomendasikan untuk dua kelompok masyarakat. Pertama, semua orang berusia 50 tahun ke atas, baik yang memiliki penyakit penyerta maupun tidak.
Kedua, orang berusia 18 tahun ke atas yang memiliki kondisi imunokompromais atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
"Vaksin ini diberikan dalam dua dosis untuk memberikan perlindungan jangka panjang. Ini investasi kesehatan yang sangat berharga, mengingat dampak cacar api bisa sangat mengganggu kualitas hidup," terangnya.
Baca juga: Penyakit Cacar Api pada Lansia Bisa Dicegah dengan Vaksinasi
Meski demikian, masyarakat perlu memperhatikan beberapa kondisi khusus sebelum mendapatkan vaksinasi cacar api.
Menurut dr Dirga, orang yang pernah mengalami cacar api sebelumnya tetap bisa mendapatkan vaksinasi.
“Untuk pasien yang masih memiliki ruam aktif, sebaiknya menunggu fase akut itu selesai terlebih dahulu. Setelah itu, baru bisa divaksinasi,” terangnya.
Kemudian, vaksinasi cacar api saat ini belum direkomendasikan untuk ibu hamil. Untuk pasien yang sedang menjalani kemoterapi atau mengonsumsi steroid dosis tinggi, vaksinasi masih dimungkinkan dengan pertimbangan khusus dari dokter.
“Agar lebih jelas konsultasikan dulu kepada dokter terkait sebelum melakukan vaksinasi,” terangnya.
Dokter Dirga juga mengatakan bahwa edukasi terkait cacar api kepada lansia juga penting dilakukan. Terlebih, cacar api bisa memengaruhi kehidupan penderitanya.
“Oleh karena itu, kita harus bangun kesadaran. Jadi, tidak hanya berbicara tentang ruamnya, tapi juga ada risiko lain. Ini yang mesti disampaikan ke masyarakat," ucap dr Dirga.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit cacar api, dr Dirga berharap, masyarakat dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.