KOMPAS.com — Minum obat dengan dibarengi vitamin C menjadi kebiasaan yang dianggap wajar oleh sebagian orang.
Padahal, menurut Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Pusat Mozes Wambrauw Simbiak, kombinasi tersebut tidak baik karena bisa memicu efek samping yang berbahaya. Terlebih, jika tidak dilakukan dengan benar.
“Vitamin C memang punya banyak manfaat. Namun, kalau dikonsumsi bersamaan dengan obat tertentu, efeknya bisa berubah drastis. Ada obat yang menjadi lebih toksik dan ada juga yang malah kehilangan efektivitasnya,” ujar Mozes dilansir dari laman https://pafipctabanan.org.
Mozes menambahkan, vitamin C bersifat asam sehingga dapat memengaruhi cara tubuh menyerap obat.
Jika diminum bersama dengan obat jenis antibiotik, misalnya, hal tersebut dapat mengganggu penyerapan obat di usus lantaran pH lambung tengah meningkat.
“Bukan hanya antibiotik, beberapa jenis obat seperti antasida, antikoagulan, atau bahkan obat untuk tekanan darah juga bisa terpengaruh,” jelasnya.
Interaksi semacam itu sering kali tidak disadari oleh pasien. Bahkan, sebagian orang malah merasa bisa lebih cepat sembuh jika minum obat bersama vitamin C.
“Padahal, efek samping jangka panjangnya itu bisa mengalami kerusakan ginjal atau iritasi lambung kalau kebiasaan ini terus dilakukan tanpa konsultasi,” kata Mozes.
Sebagai solusi, Mozes menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi vitamin C dengan jeda waktu tertentu dari obat yang diminum.
“Paling tidak, beri jeda 1-2 jam antara obat dan vitamin C. Ini untuk memastikan obat sudah terserap dengan baik sebelum suplemen masuk ke tubuh,” terang Mozes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.