Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Edema Paru, Penyebab, dan Gejalanya...

Kompas.com - 28/01/2025, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Edema paru terkadang dapat menyebabkan kematian.

Edema paru bisa berkembang secara bertahap (kronis) maupun mendadak (akut) yang memerlukan perawatan medis segera.

Dalam kebanyakan kasus, penyebab edema paru adalah masalah pada jantung. Namun, edema paru juga bisa terjadi karena kondisi yang tidak berhubungan dengan jantung.

Baca terus artikel ini yang akan mengulas seputar edema paru.

Baca juga: Emilia Contessa Alami Edema Paru Sebelum Meninggal, Kondisi Apa Itu?

Apa itu edema paru?

Dikutip dari Yale Medicine, edema paru menggambarkan suatu kondisi di mana cairan menumpuk di paru-paru, sehingga menyulitkan pernapasan.

Penumpukan cairan paling sering disebabkan oleh ketidakseimbangan tekanan di dalam jantung.

Namun, penyebab lain juga dapat mengirimkan cairan berlebih ke paru-paru, termasuk gagal ginjal, reaksi transfusi darah, atau perjalanan ke dataran tinggi.

Edema paru merupakan situasi darurat, karena orang yang mengalami kondisi ini tidak menerima oksigen yang mereka butuhkan.

Edema paru cenderung menyerang orang dewasa yang lebih tua, terutama mereka yang mengalami gagal jantung.

Hingga 80 persen orang dengan gagal jantung juga mengalami edema paru. Pria lebih sering terkena daripada wanita.

Baca juga: MUA Slam Wiyono dan Emilia Contessa Meninggal karena Masalah Paru-paru, Pelajari Gejalanya...

Apa penyebab edema paru?

Dikutip dari Cleveland Clinic, penyebab edema paru dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kardiogenik (berhubungan dengan jantung) atau nonkardiogenik (tidak berhubungan dengan jantung).

Kardiogenik

Edema paru kardiogenik berarti cairan menumpuk di paru-paru akibat masalah jantung.

Penyebab edema paru kardiogenik paling umum adalah gagal jantung kongestif.

Ini terjadi ketika sisi kiri jantung (ventrikel kiri) berhenti memompa darah dengan benar, darah menumpuk kembali ke pembuluh darah di paru-paru.

Saat tekanan di pembuluh darah meningkat, cairan terdorong ke kantung udara di paru-paru.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau