Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagian Tubuh Mana yang Paling Berbahaya untuk Lemak?

Kompas.com - 20/02/2017, 12:12 WIB

KOMPAS.com - Setiap orang memiliki area bermasalah di tubuhnya, yakni titik tempat lemak tertimbun dan sulit disingkirkan. Walau begitu, ada jenis lemak tertentu di area tubuh tertentu, yang lebih berbahaya bagi tubuh.

Menurut Susan K.Fried, profesor dari Icahn School of Medicine yang melakukan studi tentang penumpukan lemak, sel-sel lemak di area perut berbeda dengan sel lemak di bagian bokong. Perbedaan jenis lemak tersebut tentu berdampak berbeda juga pada jantung dan metabolisme tubuh.

- Perut
Kelebihan berat badan di area perut biasanya adalah lemak viseral. Lemak ini pada umumnya menyelimuti organ dalam, sementara lemak yang berada di bawah kulit adalah lemak subkutan.

"Lemak di perut akan meningkatkan peradangan di tubuh, memicu diabetes tipe dua, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi," kata Dr.Kristen Gill Hairston, ahli diabetes dan endokrinologi.

Untuk mengetahui apakah lemak di perut Anda termasuk viseral atau bukan, berbaringlah telentang. Jika lemak di perut Anda tampak tidak menempel, kemungkinan lemak itu hanya di bawah kulit (subkutan). Namun, jika lemaknya menempel dan terlihat tak bergeser seperti orang hamil, maka itu adalah lemak viseral.

- Paha
Penumpukan lemak di bagian paha sebenarnya justru lebih aman dibanding lemak di bagian perut. Para ahli mengatakan, lemak di bagian tubuh bawah biasanya bukanlah jenis lemak berbahaya.

- Lengan atas
Penumpukan lemak di bagian tubuh atas secara umum kurang baik bagi tubuh. Ini karena lemak di bagian lengan atas biasanya adalah jenis yang menempel di otot. Lemak ini disebut lemak ektopik dan bisa memicu resistensi insulin.

- Menumpuk di punggung bawah
Lemak di bagian punggung biasanya terkait dengan lingkar perut yang besar. Ini berarti jenis lemaknya sama bahayanya dengan lemak di bagian perut.

- Seluruh tubuh
Kelebihan lemak di hampir seluruh tubuh bisa berbahaya bagi jantung. "Kelebihan lemak yang merata dapat memicu nyeri otot, gangguan tidur, dan penurunan stamina," kata Hairston.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau