Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lelah karena Sering Mimpi Buruk

Kompas.com - 16/05/2011, 10:51 WIB

TANYA :

Dokter  Yth, Saya sejak kecil sering bermimpi seram dan bermimpi yang melelahkan, seperti dikejar-kejar orang, dikejar teroris, perampok atau yang lainnya akibatnya saya sering bangun dengan kelelahan yang tidak perlu. Sekarang semakin jarang, tetapi masih saja mengalaminya.

Ada apa dengan saya dok? Saya juga sering membayangkan yang seram-seram seperti sedang nyetir  terus membayangkan kalau nabrak trotoar atau nabrak yang lain. Atau kalau sedang di bawah pohon besar membayangkan kalau pohonnya jatuh.  Tolong bantuannya dok! Thanks

(Susan, 36, Jakarta)

 

JAWAB :

Susan yang baik,

 Saat kita tidur, ada dua fase yang kita akan alami dalam tidur kita yang berkisar antar 5-8 jam itu, fase itu adalah fase REM (Rapid Eye Movement) dan fase NREM (Non-Rapid Eye Movement). Fase REM adalah fase tidur yang dangkal, biasanya di awal permulaan tidur di pertengahan tidur dan di saat hendak bangun.

Sedangkan fase NREM adalah fase tidur yang dalam. Jika dalam tidur normal, sebenarnya fase  REM dan NREM bergantian datang. Pada saat fase REM orang mengalami mimpi. Orang yang kebanyakan mengalami mimpir buruk biasanya adalah orang yang mengalami kondisi kecemasan yang besar atau dalam perasaan yang tidak nyaman.

Mekanisme mengapa mimpi bisa terjadi dan arti mimpi masih menjadi penelitian dan belum banyak diketahui terutama tentang arti mimpi. Walaupun secara psikoanalisis, arti mimpi pernah dituliskan oleh Sigmund Freud pada akhir abad ke19 dengan bukunya yang terkenal The Intepretation of Dreams, namun tidak semua mampu menggambarkan arti mimpi yang dialami.

Terakhir keluhan anda sekarang lebih menyerupai orang yang mengami kecemasan karena terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum terjadi dan sifatnya irasional. Saran saya ada baiknya anda berkonsultasi lebih jauh mengenai masalah anda sekarang, apalagi jika sudah mengganggu kualitas hidup anda. Semoga berhasil.

Salam Sehat Jiwa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com