Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BLT Pembodohan Rakyat

Kompas.com - 15/03/2012, 22:57 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program bantuan langsung tunai (BLT) yang dilaksanakan bersamaan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sejatinya adalah pembodohan masyarakat. Itu dilakukan oleh negara secara terstruktur.

"BLT adalah pola pembodohan masyarakat yang terstruktur. Setiap kali ada kenaikan bahan bakar minyak (BBM), masyarakat selalu dininabobokan dengan kompensasi yang cenderung sesaat, tapi tak menyelesaikan akar persoalan kemiskinan," kata Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Noer Fajrieansyah, di Jakarta, Kamis (15/3/2012).

Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM seiring dengan melejitnya harga minyak dunia, terus menuai protes. Para mahasiswa menganggap kebijakan ini tidak tepat, karena akan semakin menyulitkan kehidupan rakyat. Pogram BLT dicitrakan seolah membantu rakyat, tetapi sebenarnya hanya sementara.

"BLT dikhawatirkan berdampak psikologis, yang dapat menumpulkan integritas kemandirian rakyat dalam sendi-sendi kehidupan sosial ekonomi secara jangka panjang. Selain itu, pula BLT bukan satu-satunya solusi dalam membantu rakyat miskin," tambahnya.

Alangkah lebih baiknya, lanjut Noer Fajrieansyah, jika anggaran BLT diperuntukkan bagi pembangunan dalam skala prioritas kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur ekonomi. Itu penting untuk memperbaiki kualitas sumberdaya manusia Indonesia.

"Kami melihat BLT sarat dengan kepentingan politik. Apalagi, para elite politik, baik eksekutif maupun partai politik, berusaha mengambil kepentingan dari pendistribusian bantuan itu. Belum lagi, jika bantuan itu ternyata nanti malah dikorupsi," katanya.

PB HMI menolak kenaikan harga BBM, karena akan menyengsarakan kehidupan rakyat. BLT juga tidak tepat, karena hanya akan menjadi bentuk penyalahgunaan kekuasaan oleh para elit politik. "Stop pembodohan dan pemiskinan terhadap masyarakat," ucap Noer.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com