Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2013, 12:10 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, sebuah organisasi People for the Ethical Treatment of Animal (PETA) mengklaim hasil studi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi ayam dengan kesehatan janin yang dikandung.

"Hasil studi yang dipublikasi dalam Study for Future Families menunjukkan makan ayam selama kehamilan memicu ukuran penis lebih kecil pada bayi laki-laki," papar Lindsay Rajt, direktur kampaye PETA.

Selain itu konsumsi ayam juga dapat menyumbat arteri, baik pada bayi laki-laki atau perempuan. Penyumbatan arteri diketahui  merupakan faktor risiko dari stroke dan serangan jantung di kemudian hari.

Kendati begitu, setelah ditelaah kembali, hasil studi tidak menyimpulkan demikian. Sebaliknya, studi justru menekankan pada efek konsumsi zat kimia tertentu yang disebut phthalates.

Zat kimia tersebut sering ditemukan dalam produk plastik dan kosmetik yang dapat menurunkan kesuburan dan menghambat kehamilan. Studi sebelumnya juga menemukan phthalates dapat mengganggu hormon endokrin sehingga mempengaruhi kesuburan pria.

Menurut studi tersebut, bayi laki-laki yang lahir dari ibu yang terpapar phthalates tinggi cenderung memiliki penis yang lebih pendek daripada yang jarang terpapar phthalates. Ini karena phthalates dapat mengurangi hormon testosteron yang mulai terbentuk saat masih di kandungan, sehingga mempengaruhi ukuran penis.

Faktanya paparan phthalates terjadi dalam banyak cara, seperti memakai produk perawatan tubuh tertentu, makan makanan dari wadah plastik atau kaleng, bahkan makan makanan yang mengandung phthalates.

Meskipun demikian, menurut Shanna H. Swan, profesor di departemen kedokteran pencegahan di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, ayam tidak termasuk dalam makanan yang mengandung phthalates tinggi.

Sementara itu, klaim penyumbatan arteri pada bayi dari konsumsi ayam juga belum tentu benar. Menurut sebuah studi dalam jurnal Fetal and Neonatal Edition of Archives of Disease of Childhood, kadar kolesterol dan berat badan ibu saat hamillah yang menentukan kesehatan pembuluh darah bayi.

Studi tersebut menemukan, bayi yang lahir dari ibu yang obesitas atau kegemukan memiliki arteri yang lebih tebal 0,06 milimeter daripada rata-rata bayi lain. Sayangnya, studi tersebut tidak menelaah pada makanan yang dimakan ibu semasa hamil, tetapi hanya berat badan ibu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com