MADINAH, KOMPAS.com– Rangkaian puncak ibadah haji Arafah, Muzdalifah dan Mina telah usai.
Secara berurutan, jemaah menjalani prosesi wukuf di Arafah, menginap (mabit) di Muzdalifah, serta mabit di Mina yang cukup menguras tenaga.
"Kini saatnya jemaah bersenang-senang menikmati ibadah di Kota Madinah," ujar Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah, Dr. Karmijono di Klinik Kesehaatan Haji Indonesia (KKHI), Sabtu (29/6/2024).
“Jemaah haji semua sudah dalam kondisi kelelahan capek, juga petugas yang mendampingi dan mengawal jemaah juga dalam kondisi kelalahan, sehingga baiknya begitu sampai ke Madinah upayakan untuk istirahat sampai bugar. Karena ibadahnya Bapak Ibu sudah selesai di Mekkah,”tuturnya.
Baca juga: Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang
Saat berada di Madinah, jemaah haji diminta memulihkan kekuatan supaya nanti kembali ke tanah air dengan kondisi yang lebih bugar.
"Kalau bersenang-senang ternyata sakit itu berarti salah senang-senangnya, artinya jangan memaksakan diri untuk hal-hal menjalani ibadah sunnah, tetapi mengabaikan kondisi kesehatan," lanjutnya,
Karmijono menyampaikan faktor kelelahan memicu jamaah jatuh sakit. Karenanya, Ia mengimbau jemaah untuk menyesuaikan aktivitasnya selama di Madinah.
“Ini masih lanjutan jemaah yang mengalami kelelahan pascaArmuzna. Kuncinya adalah kita harus menjaga jemaah agar jangan terlalu kelelahan. Aktivitasnya harus disesuaikan dengan kemampuan fisik masing-masing jemaah,” jelas Karmijono.
Menurutnya, jemaah biasanya tidak mengaku dirinya merasa sakit.
"Biasanya jika ditanya, jawabnya selalu tidak merasa apa-apa, padahal kondisinya, tidak ingin makan, tidak ingin minum, kondisi demikian membuat tubuh semakin rentan dan harus segera dikonsultasikan ke petugas kesehatan, andaikan hingga diperlukan untuk dirujuk ke rumah sakit Saudi, tentu akan kita rujuk," pungkasnya.
Sementara itu, Karmijono mengatakan tingkat keterpakaian obat bagi jemaah haji di Madinah sudah mencapai 80 persen.
Jumlah tersebut merupakan sejak awal jemaah tiba gelombang I , puncak haji di Armuzna hingga pergeseran jemaah gelombang II di Madinah.
Karmijono menjelaskan, KKHI Madinah terus mengirimkan obat-obat ke setiap sektor untuk kebutuhan para jemaah. Menurutnya jenis obat terpakai yang paling banyak yakni obat dengan obat penyakit kronis.
“Terbanyak obat-obat penyakit kronis. KKHI Madinah tidak akan menahan apalagi terkait kebutuhan jemaah, kami kirim ke sektor-sektor sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Baca juga: Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang
Namun dirinya menegaskan stok obat masih terbilang aman. Menurut Karmijono, dibanding tahun lalu, jumlah keterpakaian obat dan jumlah pasien yang dirawat juga menurun.
“Obat-obatan ada di lokasi penyimpanan obat. kalau di sini (KKHI Madinah) kurang kita minta suplai. Alhamdulillah tahun ini jumlah jemaah dirawat jauh lebih menurun dibanding tahun kemarin, tapi kami tak ingin takabur,”katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.