Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2014, 10:12 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Kasus pencabulan terhadap anak yang marak terjadi belakangan ini membuka mata banyak pihak betapa rentannya anak-anak menjadi korban kejahatan asusila.

Hubungan seksual yang dilakukan dengan anak merupakan kelainan seksual paedofilia. Menurut dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Teddy Hidayat, paedofilia terbagi dalam tiga jenis.

Yang pertama, adalah Immature Pedophiles. Menurut Teddy, pengidap Immature Pedophiles cenderung melakukan pendekatan kepada targetnya yang masih kanak-kanak. "Misalnya dengan cara dikasih permen atau diajak main games," kata Teddy di RSHS Bandung, Rabu (7/5/2014).

Tipe yang kedua, lanjutnya, adalah Regressed Pedophiles. Pemilik kelainan seksual ini biasanya memiliki istri sebagai kedok penyimpangan orientasi seksualnya. Tak jarang pasangan ini memiliki masalah seksual dalam rumah tangga. "Tipe seperti ini biasanya langsung disikat saja, main paksa," ungkapnya.

Tipe yang terakhir, menurut Teddy, lebih agresif. Karena sifatnya itu, pengidap kelainan ini diberi nama Agressive Pedophiles. Orang tipe ini rata-rata memiliki perilaku anti-sosial di lingkungannya. Paedofil tipe ini biasanya punya keinginan untuk menyerang korbannya, bahkan tidak jarang membunuh korbannya setelah dinikmati.

Menurut Teddy, paedofilia tipe ini sama seperti kasus Robot Gedek. "Selain paedofil, bisa saja setelah disodomi, korban langsung dibunuh," ucapnya.

Dari ketiga jenis paedofilia, Andri Sobari alias Emon (24) diketahui masuk dalam tipe Immature Pedophiles. Pasalnya, sebelum menjalani aksinya pelaku terlebih dahulu memberikan iming-iming. "Emon termasuk ke dalam tipe Immature Pedophiles. Biasanya kurang bisa bergaul dengan orang dewasa," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com