Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/10/2014, 15:10 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Farid Anfasa Moeloek siap mendukung sang istri Menteri Kesehatan Nila F Moeloek untuk mengatasi masalah pengendalian tembakau. Farid yang merupakan Menteri Kesehatan era Presiden BJ Habibie ini memang juga aktivis antirokok dari Komisi Nasional Pengendalian Tembakau.

"Oh ya pasti (dukung Nila). Tiap hari didukung terus," kata Farid di Gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Farid menjelaskan bahwa merokok merupakan perilaku hidup tidak sehat. Upaya pengendalian rokok ini harus dimulai sejak dini kepada anak-anak sehingga keluarga berperan penting dalam menerapkan pola hidup sehat.

"Anak-anak kecil jangan diajarkan. Kalau di atas 18 tahun itu keputusan pribadi. Kalau anak-anak di bawah umur harus dibimbing," jelas Farid.

Hal senada dikatakan oleh Nila. Menurutnya, keluarga juga harus memiliki pengetahuan terhadap bahaya rokok agar untuk bisa dijelaskan kepada anak. Untuk diketahui, Indonesia kini menjadi satu-satunya negara di Asia yang belum meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) atau Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau. Nila diharapkan dapat mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera meratifikasi FCTC guna melindungi generasi masa depan Indonesia.

Presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono tak juga meratifikasi FCTC dengan alasan belum mendapat persetujuan dari kementerian terkait seperti Perindustrian, Perdagangan, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Menurut Farid, Nila pun kini mengemban tanggung jawab yang besar untuk dunia kesehatan. Jabatan sebagai menkes dipandangnya sebagai suatu amanah. Sebagai mantan menkes, Farid juga siap berbagi pengalaman kepada Nila. Ia menjelaskan, bahwa hulunya kesehatan ada pada ketersediaan air bersih, pola hidup sehat, kesehatan reproduksi, dan olahraga yang teratur.

"Jadi paradigmanya mesti seperti kata Pak Presiden, yaitu paradigmanya sehat. Menuju indonesia sehat. Jadi Depkes itu bukan departemen kesakitan, tapi departemen kesehatan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com