Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2015, 15:53 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Cuaca panas atau suhu tinggi dan kelembaban rendah menjadi salah satu tantangan para jemaah haji Indonesia yang mulai diberangkatkan ke tanah suci pada 20 Agustus 2015. Suhu di sana saat ini rata-rata mencapai 40-45 derajat Celsius pada siang hari.

Tingginya suhu udara di tanah suci tersebut sangat rentan menyebabkan jemaah mengalami dehidrasi  atau kekurangan cairan. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Purwita Wijaya Laksmi yang juga dari Indonesian Hydration Working Group mengingatkan pentingnya menjada hidrasi tubuh saat pergi haji.

“Kalau kekurangan cairan akan berdampak pada kesehatan. Gejalanya mulai lemas, bibir kering, kurang kesadaran, kejang, yang fatal sampai kematian,” kata Purwita dalam acara peluncuran buku “Pedoman Hidrasi Saat Haji & Umroh” di Jakarta, Rabu (19/8/2015).

Saat kekurangan cairan, tubuh sebenarnya memberikan sinyal, yaitu rasa haus. Saat haus itulah, seharusnya langsung minum air. Namun, terkadang rasa haus diabaikan para jemaah haji ketika sibuk melakukan ibadah. Sementara itu, pada orang usia lanjut, sinyal rasa haus lebih rendah daripada mereka yang lebih muda.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Haji dokter Fidiansjah mengatakan, mencegah dehidrasi saat pergi haji sebenarnya tak terlalu sulit dilakukan karena biasanya telah disediakan air minum, termasuk air zam zam.

Hanya saja, sering kali jemaah haji lupa untuk minum. Bisa juga tak mau minum karena takut akan buang air kecil ketika berada jauh dari toilet.

FIdi menambahkan, masalah dehidrasi juga perlu mendapat perhatian lebih bagi mereka yang sakit, seperti diabetes dan hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian tim penyusun buku tersebut sebanyak 50 ,9 persen jemaah haji Indonesia mengalami dehidrasi di tanah suci. Penelitian itu didapat dari 112 jemaah haji yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia Mekkah dan Madinah selama masa pra dan pasca Armina tahun 2014.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com