Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2015, 12:10 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com — Tinggi dan langsing ternyata bukan hanya kata-kata yang sering dipakai untuk menggambarkan seorang model. Riset baru menunjukkan, orang bertubuh tinggi memang cenderung lebih langsing.

Penemuan dalam riset itu membantu menjelaskan mengapa orang-orang dari negara-negara Skandinavia, seperti Swedia dan Norwegia, cenderung tinggi-tinggi dan langsing.

"Riset kami menemukan negara-negara dengan masyarakat bertubuh tinggi secara genetik cenderung langsing," kata peneliti Matthew Robinson dari University of Queensland Australia.

Populasi masing-masing negara memang berbeda-beda, termasuk berbeda tinggi badan rata-rata dan tingkat saat mereka bakal terkena sejumlah penyakit. "Peran relatif gen dan faktor lingkungan dalam membentuk perbedaan-perbedaan regional ini masih banyak belum diketahui," ujar Robinson.

Dalam riset baru itu, peneliti memeriksa data dari studi genetik sebelumnya yang mengestimasi relasi antara karakteristik fisik orang-orang, seperti tinggi badan dan perbedaan daerah dalam genom mereka.

Periset kemudian menggunakan data itu untuk memprediksi tinggi dan indeks massa tubuh 9.400 orang yang berasal dari 14 negara Eropa didasarkan hanya pada informasi genetik mereka.

Mereka menemukan, secara umum, masyarakat yang memiliki gen yang ada hubungannya dengan tubuh tinggi juga memiliki lebih banyak gen yang terkait dengan indeks massa tubuh lebih rendah.

Namun, peneliti juga ingin tahu seberapa jauh perbedaan genetik itu (dibandingkan dengan perbedaan lingkungan) berperan pada orang bertubuh tinggi dan langsing. Karena itu, mereka meneliti apakah perbedaan genetik antara orang-orang dari 14 negara senada dengan rata-rata nasional tinggi badan dan indeks massa tubuh masing-masing negara.

"Kami menemukan bahwa perbedaan genetik antar-negara memberikan penjelasan bagi perbedaan tinggi badan nasional," kata Robinson. Mereka menemukan perbedaan regional pada gen dapat menjelaskan 24 persen variasi genetik pada tinggi badan dan 8 persen variasi genetik pada indeks massa tubuh.

Penemuan ini juga menyimpulkan perbedaan pola makan dan gaya hidup lebih menentukan daripada faktor genetik dalam menentukan perbedaan indeks massa tubuh sebuah bangsa.

Kendati demikian, perbedaan genetik antar-negara yang ditemukan periset dalam studi ini "lebih besar dari yang diharapkan". "Artinya, hal ini mungkin merupakan hasil dari seleksi alami yang terjadi di satu titik pada masa lalu pada tinggi dan berat badan," katanya.

"Pada zaman dahulu, ketika Eropa mulai didiami manusia, karakteristik yang terbaik untuk bertahan hidup mungkin berbeda dengan di daerah Mediterania bila dibandingkan daerah Eropa Utara," ujarnya.

Studi baru ini diterbitkan pada jurnal daring bulan September, Nature Genetics.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com