KOMPAS.com - Musim durian telah datang. Banyak pedagang menjajakan buah berjuluk The King of Fruit ini di pinggir jalan.
Merujuk Kalender Musim Buah Indonesia, durian biasanya memang melimpah pada Oktober sampai Februari.
Tak pelak, aroma menyengat khas buah berduri ini pun mengundang sebagian orang tertarik untuk mencicipinya.
Membincangkan durian, aroma dan rasanya yang khas membuat sejumlah orang kepincut menikmatinya.
Sayang, beberapa orang khawatir kandungan kolesterol durian dapat mengganggu kesehatan.
Padahal, menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, dalam 100 gram buah durian, kandungan kolesterolnya tidak signifikan atau diasumsikan nol.
Dalam biologi gizi, tidak ada tanaman sepeti sayur dan buah yang mengandung kolesterol.
Baca juga: Makan Durian atau Nanas Saat Hamil Picu Keguguran, Mitos atau Fakta?
Ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen menjelaskan, dalam 100 gram buah durian terkandung:
"Kandungan lemak dan kadar gulanya cukup tinggi," jelas dokter yang akrab disapa Tan ini, kepada Kompas.com, Senin (6/1/2020).
Tan membandingkan apel setara dengan 100 gram buah durian kalorinya hanya 58, protein 0,3 gram, lemak 0,4 gram, dan karbohidratnya 14,9 gram.
Kandungan kalori dan karbohidrat yang tinggi dalam buah durian membuat makanan ini tidak bisa dinikmati semua orang.
Tan merinci penderita obesitas, diabetes, dan orang yang punya penyakit darah tinggi (hipertensi) tidak disarankan makan durian.
Seperti diketahui, ketiga jenis penyakit di atas dapat memicu penyakit yang lebih serius seperti jantung dan stroke.
"Kalau buat orang sehat, makan durian enggak masalah. Asal, jangan berlebihan. Cukup dua butir, itu pun tergantung besar biji dan tebal daging buah durian," kata Tan.
Tan menjelaskan durian bisa dikonsumsi orang tanpa keluhan penyakit hipertensi, diabetes, dan obesitas.