KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar anggapan merokok setelah makan jauh lebih berbahaya ketimbang dilakukan pada waktu lain?
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dr. Yusuf Subagio Sutanto, Sp. P. (K), pernah mendapati pandangan tersebut.
Dia sempat ditanya oleh pasien mengenai bahaya merokok setelah makan.
Yusuf pun menjawab anggapan itu kurang benar jika bahaya rokok dikaitkan dengan sistem pencernaan.
Menurut dia, merokok mau dilakukan kapan saja, memiliki tingkat atau risiko bahaya yang sama bagi tubuh.
Baca juga: Mengenal NRT, Metode yang Diklaim Efektif Atasi Kecanduan Rokok
"Tidak benar merokok setelah makan jauh lebih bahaya," jelas Yusuf saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (19/1/2020).
Dia menerangkan penyerapan racun rokok ke dalam tubuh bukan lewat saluran cerna, tapi lewat saluran napas.
Ketika rokok dihisap masuk ke saluran pernapasan, di situlah racun diserap.
Berbagai zat beracun yang terkandung dalam rokok akhirnya dapat mengakibatan kanker mulut, kanker tenggorokan, hingga kanker paru-paru.
"Ketika rokok dihisap lalu masuk saluran napas, itu sangat berbahaya," jelas Yusuf.
Yusuf menuturkan rokok memang erat kaitannya dengan penyebab berbagai penyakit yang menyerang saluran pernapasan.
"Tiap saya praktik pasti ada saja pasien dengan kebiasaan merokok. Ini menandakan betapa bahayanya rokok," tutur Yusuf.
Namun, menurut Yusuf, bisa jadi anggapan merokok setelah makan lebih berbahaya ketimbang dilakukan pada waktu lain adalah benar ketika rokok yang dihisap juga lebih banyak.
Pasalnya, menurut dia, semakin banyak rokok yang dikonsumsi, kian membuka peluang seseorang terkena berbagai penyakit karenanya.
"Saran saya lebih baik setop itu merokok jika tidak ingin menderita penyakit kanker, jantung, atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)," jelas Yusuf.
Yusuf mengingatkan, dengan berhenti merokok, masyarakat bisa meraih manfaat dobel.
Bukan hanya lebih sehat secara fisik, masyarakat juga lebih diuntungkan secara ekonomi dengan berhenti merokok.
Baca juga: Harga Rokok Tahun 2020 Naik, Dokter: Saatnya Berhenti Merokok!
Uang yang sebelumnya dipakai untuk membeli rokok, bisa dipakai untuk keperluan lain yang tidak merugikan kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.