KOMPAS.com – Usus buntu adalah organ berbentuk pipa berongga kecil berukuran sekitar 2-4 inci yang merupakan bagian menonjol pada ujung usus besar.
Organ ini terletak di sebelah kanan bawah perut.
Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti fungsi usus buntu tersebut.
Namun, beberapa ahli mengungkap usus buntu berfungsi sebagai tempat bakteri baik berlindung dan bekembang biak.
Baca juga: 7 Gejala Usus Buntu, Tak Hanya Sakit Perut Sebelah Kanan
Sebagai bagian dari usus besar, usus buntu mengeluarkan lendir secara terus-menerus.
Karena ukurannya yang kecil dan bentuknya sedikit melingkar, membuat usus buntu mudah tersumbat oleh biji buah ataupun unsur lain dalam makanan.
Penyumbatan dapat juga terjadi karena beberapa hal lain, seperti:
Oleh karena itu, jika lendir tidak dapat keluar, maka tekanan dalam usus buntu akan meningkat dan membesar.
Keadaan ini memudahkan bakteri masuk dan berkembang sehingga timbullah infeksi.
Infeksi kemudian akan menyebar dan menyebabkan peradangan pada usus buntu itu sendiri.
Kondisi ini yang disebut radang usus buntu atau apendisitis.
Melansir Buku 10 Menit Menuju Sehat dengan Terapi Tulang Kepala Belakang (1999) oleh Prof.H.M. Hembing Wijayakusuma, mual adalah salah satu gejala umum yang sering menyertai radang usus buntu.
Tapi mual pada penyakit radang usus buntu ini memiliki ciri, yakni biasanya akan disertai dengan gajala lain, seperti:
Jika tidak segera diatasi, usus buntu yang terinfeksi bisa pecah, sehingga bakteri dapat masuk ke dalam rongga perut.
Hal ini akan menimbulkan peritonitis, yakni peradangan pada peritoneum (selaput yang membatasi rongga perut) dan menutup lambung dan usus halus.
Salah satu pengobatan yang bisa dilakukan adalah tindakan operasi untuk membuang apendiks yang terinfeksi (apendiktomi).
Baca juga: 10 Fakta dan Mitos Penyakit Usus Buntu yang perlu Anda Ketahui