Melansir Buku 100% Sembuh tanpa Dokter (2009) oleh Devi Indriasari, S.Gz, biasanya penderita radang usus buntu tidak disertai dengan demam tinggi.
Namun, para penderita penyakit ini hampir pasti mengalami mual dan hilangnya nafsu makan.
Bahkan, pada penderita radang usus buntu kronis sekalipun biasanya tidak ditemukan tanda-tanda demam dan tak didapatkan nyeri di perut.
Penderita bisa juga mengeluh menceret, tapi bisa juga sulit buang air besar (BAB), sehingga gejala kalainan pencernaan tidak dapat menjadi patokan gejala radang usus buntu ini.
Baca juga: 8 Tips Mencegah Sembelit Saat Puasa
Gejala-gejala itu merupakan gejala radang usus buntu yang klasik.
Pada tahap awal, dapat saja penyakit usus buntu didiagnosis sebagai penyakit mag karena hanya berupa mual, muntah, nyeri perut dan perut kembung.
Gejala radang usus buntu dapat saja tersamar dan tak terdeteksi seperti itu biasanya diakibatkan karena kondisi tubuh penderita yang kuat.
Tapi, kondisi itu juga bisa terjadi karena pemakaian antibiotik tanpa resep dokter yang dilakukan oleh penderita.
Kadang kala gejala radang usus buntu berubah mirip dengan ileus obstuktif atau penyakit radang perut akut (dikenal sebagai masuk angin duduk di kalangan orang awam).
Biasanya penderita radang perut akut datang dengan perut dalam keadaan membesar sakit, kembung, tak bisa kentut, tak bisa BAB, dan nyeri pada perut.
Pada pemeriksaan jasmani, didapatkan gerak usus yang menurun frekuensinya, bahkan gerak usus dapat menghilang.
Bila radang usus buntu telah mulai membusuk atau pecah, biasanya didapatkan nyeri tekan dan nyeri lepas di seluruh dinding perut.
Nyeri lepas adalah nyeri yang timbul di perut segera setelah tekanan di dinding perut dilepas atau diangkat.
Baca juga: 4 Penyakit yang Sering Muncul Selama Puasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.