KOMPAS.com - Kista dan miom (mioma) adalah tumor jinak karena pertumbuhan jaringan yang tidak normal.
Kista dan miom yang tumbuh di rahim atau ovarium dapat memengaruhi kesuburan wanita.
Sekilas keduanya mirip dan memiliki gejala yang sama, tapi pada dasarnya masalah kesehatan ini sangat berbeda. Berikut penjelasannya.
Baca juga: Bisakah Kista Ovarium Berkembang Menjadi Kanker Ovarium?
Benjolan tumor jinak seperti kista dan miom kerap disalahartikan sebagai lemak perut. Tapi, miom dan kista memiliki ciri-ciri khas.
Melansir Advanced Gynecology, kista adalah benjolan berupa kantong berisi cairan. Pada wanita, kista biasanya berkembang di luar ovarium atau indung telur.
Sedangkan miom adalah benjolan berupa jaringan padat yang tidak ganas. Pada wanita, miom bisa tumbuh di dalam atau luar dinding rahim.
Baca juga: Kista Endometriosis: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi
Penyebab kista bisa tumbuh di ovarium biasanya karena penumpukan limbah atau produk sampingan dari siklus menstruasi wanita.
Kista ovarium juga bisa berasal dari gangguan fungsi ovarium atau masalah pada folikel ovarium.
Selain itu, kista ovarium juga bisa disebabkan ketidakseimbangan hormon, kehamilan, sampai endometriosis.
Sedangkan faktor risiko penyebab miom bisa tumbuh di rahim di antaranya ketidakseimbangan hormon, berat badan berlebih, dan perubahan genetik.
Baca juga: Makanan Penyebab Kista Ovarium Makin Parah yang Sebaiknya Dihindari
Dilansir dari laman resmi Mount Alvernia Hospital, terkadang kista dan miom tidak menimbulkan gejala.
Terlebih jika pertumbuhan jaringan abnormal tersebut ukurannya masih relatif kecil.
Namun, terkadang penderita merasakan gejala kista ovarium berupa nyeri haid yang parah.
Penderita juga akan merasakan sakit perut hebat apabila kista pecah atau terjadi pendarahan pada kista.
Sedangkan gejala miom di rahim yang kerap dirasakan penderitanya, antara lain nyeri haid sangat sakit dan anemia.