KOMPAS.com - Kista bartholin adalah kantong berisi cairan atau benjolan setengah padat yang terbentuk di kelenjar bartholin.
Kelenjar bartholin terletak di sisi kanan dan kiri bagian belakang lubang vagina wanita.
Kelenjar ini fungsinya untuk membantu melumasi vagina selama ada rangsangan seksual.
Kista kelenjar bartholin dapat berkembang saat kelenjar tersebut tersumbat. Penyebabnya bisa karena infeksi, peradangan, atau iritasi jangka panjang.
Baca juga: 5 Gejala dan Penyebab Kista Bartholin
Tidak semua kista bartholin bisa sembuh sendiri. Penyakit ini apabila benjolan kistanya cukup besar atau ada tanda infeksi memerlukan perawatan medis.
Di tahap awal penyakit, kista bartholin biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Tanda penyakit baru muncul setelah benjolan membesar dan terinfeksi.
Melansir Harvard Health Publishing, gejala kista bartholin yang ukurannya membesar dan ada tanda infeksi, antara lain:
Baca juga: Kista Endometriosis: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi
Kista yang sudah terinfeksi bakteri Escherichia coli, biang penyakit menular seksual seperti gonore, atau klamidia memerlukan pengobatan.
Dokter bisa mengetahui kondisi penyakit ini apakah sudah terinfeksi atau belum lewat pemeriksaan dan mengamati gejala kista bartholin.
Baca juga: Tanda Gejala Kista Ginjal dan Penyebabnya
Terdapat beberapa cara menyembuhkan kista bartholin sesuai kondisi dan penyebab penyakit. Melansir MedicineNet, berikut beberapa di antaranya:
Kista bartholin yang ringan atau bengkaknya masih kecil bisa diatasi dengan kompres hangat atau berendam di air hangat selama beberapa kali sehari.
Dengan rajin mengompres kista, penyumbatan kelenjar bartholin bisa diredam dan infeksi lebih lanjut bisa dicegah.
Apabila muncul rasa nyeri dan benjolan kista bartholin meradang, ada baiknya penderita minum obat penghilang rasa sakit dan obat antiperadangan seperti ibuprofen.
Baca juga: Penyebab Kista Ovarium dan Faktor Risikonya
Jika kista bartholin ukurannya cukup besar dan ada nanahnya, dokter biasanya akan mengeluarkan nanah isi kista.
Prosedur medis ini dilakukan dengan memberikan bius lokal pada pasien. Setelah area sekitarnya mati rasa, dokter baru mengeluarkan nanah.