Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Peran Anak untuk Cegah Pneumonia di Kalangan Lansia

Kompas.com - 01/07/2021, 15:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Pneumonia sendiri merupakan merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian teratas di Indonesia.

Menurut informasi dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, sekitar 1,4 juta orang di seluruh dunia tercatat meninggal akibat pneumonia setiap tahunnya.

Pneumonia umumnya lebih rentan menyerang lansia berusia 50 tahun ke atas.

Lansia yang mengidap pneumonia juga lebih rentan mengalami komplikasi lebih lanjut seperti abses paru-paru dan keracunan darah (sepsis).

Bagaimana cara mencegah pneumonia dikalangan lansia?

Dalam sebuah acara peringatan Hari Keluarga Nasional Dokter spesialis paru dan pernapasan RS Pondok Indah, dr. Amira Anwar, Sp.P, FAPSR, mengatakan peran anak sangat besar untuk mencegah pneumonia di kalangan orangtua.

Baca juga: Waspada, Penurunan Berat Badan Tiba-Tiba bisa Jadi Gejala Diabetes

Berikut tiga peranan anak untuk mencegah pneumonia dikalangan lansia:

1. Menjaga pola hidup sehat bagi orang tua

Kebersihan tempat tinggal dan pola makan yang berimbang merupakan faktor utama untuk menjaga daya tahan tubuh dan mencegah beragam penyakit termasuk pneumonia.

Namun, seiring bertambahnya usia, orang tua dapat merasa terlalu lelah untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal serta juga menyiapkan makanan yang bergizi seimbang.

“Anak dapat membantu membersihkan lingkungan tempat tinggal dan selalu memastikan asupan gizi seimbang untuk orang tua mereka,"ucap dr Amira.

Ketika orang tua sudah tidak memiliki energi dan stamina untuk menjaga pola hidup yang sehat, anak dapat membantu merawat orang tua mereka untuk memenuhi kebutuhannya, seperti yang telah orang tua kita lakukan kepada kita ketika beranjak dewasa.

2. Mendampingi orang tua dalam perawatan kesehatan

Agar terhindar dari pneumonia, penting bagi orang yang memasuki usia lanjut untuk rutin memeriksakan kondisi kesehatan dan menerima vaksinasi PCV.

Namun, seringkali orang tua tidak termotivasi untuk melakukan rutinitas ini.

Anak dapat menjadi roda penggerak agar orang tua pada akhirnya dapat menemui petugas kesehatan dan mendapatkan perawatan yang diperlukan.

Menurut dr. Ida, salah satu faktor keengganan orang tua untuk menerima vaksin atau melakukan perawatan kesehatan adalah kurangnya referensi dan informasi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau