Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/09/2021, 22:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com- Pubertas adalah tahap di mana seseorang mencapai kemampuan reproduksi penuh.

Saat pubertas, testis akan mengalami peningkatan produksi testosteron.

Hal ini akan menyebabkan prgan reporduksi menjadi matang, otot, dan tulang tumbuh, rambut wajah dan kemaluan mulai muncul, serta suara menjadi lebih dalam.

Kapan pria mulai mengalami pubertas?

Anak laki-laki cenderung memulai dan mengakhiri pubertas antara usia 10 dan 18 tahun, sekitar dua tahun lebih lambat dari anak perempuan.

Tahapan pubertas yang dialami anak lelaki antara lain:

1. Tahap praremaja

Pada tahap ini, anak laki-laki belum mengalami perubahan yang terlihat. Namun, otak mereka mulai mengirim sinyal tentang apa yang terjadi di masa depan.

2. Perubahan fisik

Saat menginjak antara usia 9 hingga 14 tahun, anak lelaki mulai mengalami perubahan fisik seperti berikut:

  • Perkembangan genital, yaitu pertumbuhan testis dan skrotum.
  • Pertumbuhan rambut yang mulai tampak di sekitar penis dan di bawah lengan mereka.
  • Peningkatan tinggi badan.

Baca juga: Tips Bepergian Selama Pandemi Covid-19

3. Perubahan fisik yang cepat

Tahap ini terjadi sekitar usia 10 hingga 16 tahun. Di fase ini, hal yang terjadi pada anak lelaki antara lain:

  • Pertumbuhan penis dan testis yang berkelanjutan, serta kemungkinan "mimpi basah", atau ejakulasi di malam hari saat mereka tidur.
  • Pertumbuhan rambut di area genital mulai banyak.
  • lebih banyak berkeringan yang bisa memicu bau badan.
  • Perubahan suara.
  • Peningkatan massa otot.

4. Pubertas penuh

Fase ini terjadi sekitar usia 11 hingga 16 tahun dengan tanda-tanda berikut:

  • Pertumbuhan ukuran penis dan penggelapan kulit pada skrotum dan testis.
  • Pertumbuhan rambut tubuh.
  • Muncl jerawat.
  • Suara pecah.

5. Fase Akhir

Di fase akhir, prubahan fisik mulai terhenti. Fase ini biasanya terjadi saat usia 17 tahun.

Baca juga: Migrain

Perubahan emosional

Selain memicu perubahan fisik, pubertas juga bisa menyebabkan perubahan emosional pada anak.

Peningkatan testosteron ditambah dengan tekanan sosial dapat menyebabkan perilaku murung, ledakan emosi dan perselisihan keluarga.

Jika Anda merasa tidak bisa mengatasipergolakan emosi yang dialami sang anak, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter.

Masalah emosional bisa menjadi tanda gangguan mood atau masalah psikologis lainnya. Karena itu, perlu bantuan profesional kesehatan mental untuk mengatasinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau