Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2021, 09:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Heartburn merupakan rasa perih dan membakar di dada akibat asam lambung yang naik ke tenggorokan.

Hal tersebut juga dapat menyebabkan adanya rasa pahit di tenggorokan atau mulut.

Biasanya, gejala heartburn dapat terasa setelah makan besar atau berbaring.

Heartburn merupakan kondisi yang umum dan bisa diobati di rumah.

Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD

Namun, jika terjadi berulang kali hingga membuat Anda sulit makan atau menelan, kondisi ini bisa menjadi tanda dari sesuatu yang lebih serius.

Gejala

Seperti namanya, heartburn memiliki sensasi seperti terbakar di belakang tulang dada (sternum), tepat di tengah dada. Selain itu, juga bisa terasa di area tenggorokan.

Heartburn tidak berhubungan dengan jantung.

Meski demikian, beberapa gejala heartburn mirip dengan serangan jantung atau penyakit jantung lainnya.

Beberapa gejala lainnya yang mungkin timbul adalah:

  • nyeri di dada saat membungkuk atau berbaring
  • rasa panas, asam, pahit, atau asin di bagian belakang tenggorokan
  • kesulitan menelan
  • rasa terbakar di tenggorokan
  • batuk-batuk atau cegukan
  • suara serak
  • napas kurang sedap
  • mual

Penyebab

Gejala heartburn dapat muncul akibat masalah pada katup muskular yang dinamakan lower esophageal sphincter (LES), otot berbentuk cincin untuk membuka dan menutup jalur kerongkongan agar makanan dan asam lambung tidak kembali ke atas.

Baca juga: 9 Penyebab Heartburn di Malam Hari yang Perlu Diwaspadai

Letaknya sedikit di sebelah kiri dari bawah tulang rusuk, membatasi ujung kerongkongan dan lambung.

Namun, terdapat hal lain yang dapat menjadi pemiu heartburn, seperti:

  • makanan dan minuman tertentu, seperti kopi, tomat, alkohol, coklat, dan makanan berlemak serta pedas
  • kelebihan berat badan
  • kehamilan
  • merokok
  • menggunakan pakaian dan sabuk ketat
  • stres dan cemas (anxiety)
  • obat-obatan seperti penghilang rasa sakit (contoh: ibuprofen atau aspirin)
  • hernia hiatus, bagian perut naik ke dada
  • gastroesophageal reflux disease (GERD)

Heartburn dapat dipicu oleh berbagai hal, khususnya gaya hidup dan pola makan.

Beberapa makanan yang dapat menjadi pemicu, di antaranya:

  • bawang
  • buah sitrus dan produk olahannya
  • makanan berlemak tinggi
  • tomat dan produk olahannya
  • alkohol
  • minuman berkafein
  • minuman berkarbonasi

Baca juga: 11 Makanan Penyebab Heartburn yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis

Jika berlangsung lama, heartburn dapat menjadi tanda bahwa Anda mengalami kondisi serius yang dinamakan sebagai gastroesophageal reflux disease (GERD).

Dokter akan melakukan beberapa tes untuk memastikan seberapa serius kondisi Anda.

  • Sinar X untuk melihat kondisi dan bentuk esofagus dan perut.
  • Endoskopi untuk melihat abnormalitas di dalam esofagus. Dokter mungkin akan mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk dianalisis
  • Tes motilitas esofagus untuk mengukur gerakan dan tekanan dalam kerongkongan.

Perawatan

Anda dapat menangani heartburn dengan obat yang dijual bebas, seperti antasida yang mengurangi asam di perut untuk meredakan nyeri.

Selain itu, antasida juga dapat membantu mengatasi sakit perut, gangguan pencernaan, dan gas.

Pencegahan

Beberapa perubahan gaya pola hidup yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena heartburn.

  • Jaga berat tubuh yang ideal. Kelebihan berat badan dapat menimbulkan adanya tekanan pada perut, membuat asam lambung kembali naik ke esofagus.
  • Hindari pakaian ketat. Untuk mencegah adanya tekanan antara perut dan LES.
  • Hindari makanan pemicu heartburn.
  • Hindari makan terlalu larut.
  • Hindari alkohol dan merokok.
  • Hindari makan terlalu banyak, makan beberapa porsi kecil dalam sehari.
  • Hindari berbaring setelah makan setidaknya untuk tiga jam.

Baca juga: 11 Cara Mengatasi Heartburn Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com