Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kanker Ovarium Dapat Memengaruhi Kehidupan Seks?

Kompas.com - 11/09/2021, 22:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Diagnosis kanker ovarium dan perawatannya dapat memengaruhi kehidupan seks seseorang.

Meskipun setiap orang berbeda, Anda mungkin mengalami masalah seperti penurunan libido, kekeringan pada vagina, dan ketidaknyamanan saat berhubungan.

Anda mungkin juga mengalami hal berbeda dalam hal keintiman.

Namun, ini mungkin tidak berlangsung lama.

Penting untuk diingat bahwa jika Anda mengalami tantangan di bagian seks dan keintiman, Anda tidak sendirian.

Menurut survei tahun 2014 terhadap 102 wanita dengan kanker ovarium, 63 persen responden melaporkan perubahan dalam kehidupan seks mereka pasca-diagnosis.

Peneliti menggunakan Kuesioner Aktivitas Seksual yang mengukur fungsi seksual wanita untuk memahami perubahan ini.

Baca juga: 7 Penyebab Kanker Limfoma, Bisa dari Infeksi sampai Implan Payudara

Studi lain yang dipublikasikan pada tahun 2018 mengatakan bahwa wanita yang telah hidup melalui diagnosis kanker melaporkan disfungsi seksual sebagai salah satu efek jangka panjang yang paling menyedihkan dari pengobatan kanker.

Perubahan seperti itu sangat memengaruhi kualitas hidup.

Hubungan dengan pasangan mungkin menjadi momok menakutkan.

Anda mungkin juga merasa tidak nyaman dengan diri sendiri dan kepercayaan diri di depan pasangan menurun.

Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi?

Perubahan dalam seks dan keintiman

Melansir dari Healthline, dari perubahan hormonal hingga stres dan kecemasan, kanker ovarium dan pengobatannya dapat mengubah dorongan seks, fungsi seksual, dan keintiman.

Kanker ovarium memiliki dampak fisiologis yang besar pada tubuh.

Diagnosis kanker dan perawatan selanjutnya juga cenderung sulit dan mungkin memiliki efek kesehatan mental yang bertahan lama.

Kanker ovarium dapat mengganggu perasaan dan persepsi tentang tubuh Anda.

Selain itu, beberapa masalah fisik dan emosional yang umum meliputi:

  • kurangnya keinginan, atau libido
  • kurangnya gairah
  • kesulitan mencapai klimaks
  • kepuasan menurun
  • kekeringan vagina
  • hubungan intim yang menyakitkan
  • masalah citra tubuh

Tingkat estrogen yang lebih rendah, kemoterapi, dan jenis obat juga dapat menyebabkan pelumasan yang kurang alami sehingga membuat seks terasa berbeda dari biasanya.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau