KOMPAS.com- Sepsis adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi.
Reaksi berlebihan ini menyebabkan kerusakan pada organ tubuh dan jaringan lain.
Siapa pun dengan bayi atau anak yang menunjukkan gejala sepsis harus membawa mereka ke ruang gawat darurat.
Tanpa perawatan medis yang cepat, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi parah, bahkan kematian.
Baca juga: 8 Penyebab Demam pada Bayi yang Perlu Diketahui
Deteksi dini dan pengobatan segera sepsis mengurangi risiko komplikasi serius dan kematian.
Melansir dari Medical News Today, gejala sepsis dapat bervariasi, tetapi akan mencakup satu atau lebih hal berikut:
Beberapa gejala di atas umum terjadi pada bayi dan belum tentu merupakan tanda sepsis.
Namun, jika bayi tampak sakit dan menunjukkan satu atau lebih gejala di atas, penting untuk mencari pertolongan medis sesegera mungkin.
Sepsis adalah reaksi berlebihan sistem kekebalan terhadap infeksi di suatu tempat di tubuh.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sebagian besar kasus sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri.
Namun, sepsis juga dapat terjadi sebagai respons terhadap infeksi virus, jamur, atau parasit.
Sebuah laporan pada tahun 2016 mencatat bahwa sebagian besar kasus sepsis berasal dari infeksi saluran pernapasan atau aliran darah.
Baca juga: Berapa Takaran Garam yang Aman untuk Bayi dan Anak-anak?
Anak-anak di bawah usia 1 tahun berada pada peningkatan risiko terkena sepsis, terutama jika mereka lahir prematur atau ibu kandungnya mengalami infeksi saat hamil.
Faktor risiko lain untuk sepsis termasuk memiliki sistem kekebalan yang lemah atau kondisi kesehatan kronis, seperti:
Semua bayi dapat mengalami sepsis, meskipun beberapa memiliki risiko lebih tinggi daripada yang lain.
Faktor risiko tersebut meliputi: