Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Jika Tubuh Mengalami Dehidrasi?

Kompas.com - 14/09/2022, 18:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Dehidrasi adalah kondisi saat tubuh lebih banyak kehilangan cairan daripada yang dikonsumsi. Jika kita mengalami dehidrasi, tubuh tidak dapat berfungsi secara optimal hingga terserang masalah kesehatan serius.

Sebanyak 55-75 persen tubuh manusia merupakan air yang ditemukan di dalam dan di antara sel dan pada pembuluh darah. Tanpa air, tubuh tidak dapat berfungsi secara normal.

Meskipun cairan terus menerus hilang saat bernapas, berkeringat, buang air kecil, dan buang air besar, kita dapat mengisi kembali air dalam tubuh kita dengan minum karena kita memiliki refleks terhadap rasa haus.

Baca juga: 6 Tanda Dehidrasi yang Jarang Disadari

Kendati dapat mengisi kembali kebutuhan air yang diperlukan, ada kondisi yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan atau disebut dehidrasi, seperti:

Tubuh mengeluarkan keringat berlebih, seperti setelah olahraga atau melakukan pekerjaan fisik lain.

  1. Diare: orang yang terlalu sering buang air besar (BAB) karena diare, akan kehilangan banyak cairan. Kondisi ini membuat usus besar menyerap air dari makanan yang kita konsumsi.
  2. Muntah: menyebabkan kehilangan banyak cairan dan membuat orang susah mengganti kembali air yang keluar karena perasaan tak enak saat menelan.
  3. Diabetes: kadar gula darah tinggi menyebabkan peningkatan buang air kecil dan kehilangan cairan
  4. Luka bakar: pembuluh darah berpotensi alami kerusakan, menyebabkan cairan bocor ke jaringan sekitarnya.

Umumnya, dehidrasi Tubuh juga dapat memindahkan air ke area yang paling membutuhkan jika dehidrasi mulai terjadi.

Selain itu, ada faktor risiko yang membuat orang lebih mudah mengalami dehidrasi, yaitu:

  1. Orang-orang yang berada di dataran tinggi
  2. Atlet, terutama yang mengikuti event endurance, seperti marathon, triathlon, dan turnamen bersepeda.
  3. Orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit ginjal, cystic fibrosis, alkoholisme, dan gangguan kelenjar adrenal.
  4. Lansia: Dehidrasi pada lansia juga umum terjadi karena sebagian besar dari mereka menganggap, minum air terlalu banyak dapat mengganggu aktivitas, seperti tidur. Hal ini karena para lansia harus bolak-balik ke kamar mandi. Dikutip dari Medical News Today, para lansia juga mengalami perubahan di otak sehingga mereka jarang mengalami rasa haus.

Baca juga: 10 Pemicu Tekanan Darah Rendah, Dehidrasi hingga Gangguan Jantung

Lantas, apa yang terjadi kita mengalami dehidrasi?

Orang yang dehidrasi bukan hanya sekadar kehilangan air. Mereka juga mengalami defisit elektrolit, seperti garam dan potasium atau kalium yang membantu pernapasan, gerak, dan semua aktivitas tubuh.

Untuk lebih memahami tentang dehidrasi, berikut kondisi yang terjadi apabila Anda mengalami gangguan kesehatan ini.

1. Bau mulut

Dehidrasi dapat menghambat produksi air liur. Padahal, air liur memiliki sifat antibakteri.

Tanpa produksi air liur yang cukup, bisa terjadi lonjakan pertumbuhan bakteri di mulut yang mengakibatkan bau mulut.

2. Kulit kering dan memerah

Salah satu yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan yaitu proses sekresi, seperti berkeringat.

Namun, perlu Anda ketahui, keringat tak lantas membuat kulit menjadi lembap. Terlalu sering mengeluarkan keringat rupanya justru menyebabkan kulit menjadi kering dan memerah.

Baca juga: 10 Makanan untuk Mencegah Tubuh Dehidrasi

3. Demam diiringi menggigil

Kekurangan cairan bisa membuat seseorang mengalami heat illness atau kepanasan parah. Kondisi ini menyebabkab Anda demam dan menggigil.

Semakin tinggi demam, semakin dehidrasi Anda. Lalu, saat suhu mulai turun, kulit Anda akan kehilangan kelembapannya, kering, dan memerah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau