Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Mengatasi Sembelit Tanpa Serat

Kompas.com - 24/09/2022, 12:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEMBELIT bukan karena kurang makan serat. Jika sembelit disebabkan kurang serat, maka hewan-hewan karnivora yang pertama kali menderita karena sembelit.

Jika solusi serat dapat mengatasi sembelit, tentunya kotoran hewan-hewan herbivora akan berbentuk sosis, seperti kotoran manusia. Nyatanya, yang memiliki kotoran seperti manusia adalah karnivora.

Berbagai herbivora justru memperihatkan kondisi kotoran yang merupakan gangguan pada manusia.

Cara kerja saluran cerna

Pengaturan pembuangan sisa makanan tidaklah sesederhana yang kita bayangkan. Banyak hal yang memengaruhi proses pembuangan sisa makanan. Selain berbagai mikroorganisme di dalam saluran cerna, pengaruh berbagai enzim dan hormon justru sangat berperan mengatur proses pembuangan sisa makanan.

Baca juga: Efek Sering Sembelit Tidak Bisa Disepelekan

Kerja saluran cerna dipengaruhi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Dengan kendali saraf simpatis dan parasimpatis, saluran cerna menghasilkan berbagai enzim untuk mencerna makanan.

Selanjutnya, setelah melalui serangkaian reaksi biokimia yang kompleks dihasilkan berbagai zat yang lebih kecil dan sederhana. Zat-zat yang lebih kecil dan sederhana memungkinkan untuk diabsorpsi oleh dinding saluran cerna.

Proses pencernaan oleh dinding halus juga merangsang pelepasan inkretin. Inkretin terutama GIP dan GLP-1 berperan dalam mengatur pelepasan insulin dan penghambatan pelepasan glukagon oleh pankreas.

Glukagon dan insulin adalah dua hormon terpenting yang dihasilkan pankreas. Kedua hormon itu berperan dalam metabolisme berbagai zat di dalam tubuh.

Insulin sebagai hormon anabolik sedangkan glukagon adalah hormon katabolik. Sebagai hormon anabolik tugas insulin adalah memicu proses sintesa (pembentukan) berbagai zat  di dalam tubuh, tergantung dari jenis bahan yang diperolehnya.

Karbohidrat yang merupakan bahan makanan terbanyak dipecah menjadi monosakarida, terutama glukosa. Selanjutnya dengan perintah insulin sel-sel tubuh mengubah glukosa menjadi berbagai zat lain. Zat-zat itu kelak akan digunakan dalam proses metabolisme selanjutnya.

Senyawa-senyawa yang berasal dari karbohidrat yaitu lipid atau lemak, senyawa glikoprotein seperti DNA dan RNA, dan proteoglikan seperti pada tulang rawan. Glukosa bebas yang ditemukan dalam darah dan organ lain tidak berasal dari makanan. Glukosa bebas berasal dari proses pemecahan oleh glukagon.

Selain karbohidrat, insulin juga memengaruhi pembentukan asam amino yang berasal dari pemecahan protein di saluran cerna. Selanjutnya asam amino ini akan dibentuk menjadi senyawa-senyawa lain yang diperlukan tubuh.

Senyawa-senyawa tersebut meliputi peptida, polipeptida, protein, glikoprotein, proteoglikan, lipoprotein, dan proteolipid. Bisa disebut asam amino adalah struktur terbanyak kedua di dalam tubuh, setelah air.

Selanjutnya lemak yang berasal dari saluran cerna akan dipecah menjadi asam lemak. Asam lemak akan menjadi bahan baku utama pembentukan senyawa sterol yaitu hormon-hormon anabolik,  seperti testosteron, progesteron, estrogen dan lain-lain.

Asam lemak juga penting dalam membentukan senyawa lipoprotein dan proteolipid. Kedua senyawa tersebut penting dalam menjaga struktur sel. Lipoprotein juga penting dalam transpor zat yang tidak larut air.

Baca juga: 5 Cara Cegah Sembelit pada Anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com