Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Sindrom Patah Hati dan Penyebabnya

Kompas.com - 30/10/2022, 17:30 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Patah hati bisa dirasakan oleh siapa saja dan tidak melulu karena berakhirnya hubungan percintaan.

Kondisi yang menyebabkan stres berat, seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarga yang disayangi, hingga perubahan karir bisa menyebabkan patah hati.

Kondisi ini dinamakan dengan sindrom patah hati yang memiliki gejala hampir mirip dengan gejala serangan jantung.

Baca juga: 5 Dampak Perselingkuhan dalam Rumah Tangga pada Kesehatan

Kabar baiknya, Cleveland Clinic menjelaskan bahwa sindrom patah hati merupakan kondisi yang sementara dan bisa disembuhkan.

Untuk itu, kenali apa itu sindrom patah hati dan penyebabnya berikut ini.

Sindrom patah hati

Medical News Today menjelaskan bahwa sindrom patah hati akan menyerang bilik jantung sebelah kiri sehingga menyebabkan nyeri dan nafas yang tersengal-sengal.

Sindrom patah hati atau disebut juga dengan takotsubo kardiomiopati adalah kondisi yang terjadi secara tiba-tiba dan biasanya muncul karena kejadian yang memicu stres.

Cleveland Clinic juga menjelaskan bahwa kejadian yang dialami akan membuat otot jantung melemah secara drastis.

Ketika kondisi ini tidak ditangani segera, maka tingkat kematiannya akan sama dengan mereka yang mengalami serangan jantung.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Trauma Perselingkuhan

Penyebab sindrom patah hati

Penyebab sindrom patah hati sebenarnya tidak diketahui secara pasti, namun banyak peneliti yang menduga bahwa stres berat yang dirasakan menjadi pemicunya.

WebMD menjelaskan bahwa tubuh memproduksi hormon stres yang lebih banyak sehingga mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah.

Siapa saja bisa mengalami sindrom patah hati, meskipun dijelaskan bahwa kondisi ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria.

Hormon estrogen yang dimiliki wanita dianggap menjadi salah satu pemicu sindrom patah hati.

WebMD juga menyebutkan beberapa penyebab sindrom patah hati yang umum dialami dan tidak selalu merupakan kejadian yang menyedihkan, seperti:

  • Kematian dari orang yang dicintai.
  • Operasi.
  • Menderita penyakit serius.
  • Mengalami masalah ekonomi.
  • Menjadi korban pelecehan.
  • Tekanan untuk berbicara di depan umum.
  • Kehilangan pekerjaan.
  • Perceraian.
  • Kecelakaan.
  • Teringat kejadian masa lalu.
  • Memenangkan undian.
  • Menjadi tamu spesial pada pesta kejutan.
  • Penggunaan obat tertentu yang memicu kenaikan hormon, seperti epinefrin, duloxetine, venlafaxine, levothyroxine, metamfetamin, hingga kokain.

Baca juga: 5 Urutan Mandi yang Benar untuk Menurunkan Risiko Serangan Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com