KOMPAS.com - Emosi yang terlalu kuat juga bisa berdampak pada kondisi fisik Anda.
Dilansir dari Healthline menunjukan, emosi yang kuat juga bisa memicu munculnya gejala asma kambuh.
Alergen memang menjadi pemicu utama gejala asma alergi. Namun, Anda juga bisa mengalami gejala asma yang lebih parah saat merasa stres, depresi, atau cemas.
Asma adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan saluran udara yang menuju ke paru-paru Anda membengkak dan menyempit. Kondisi ini, pada gilirannya, membuat penderitanya sulit bernapas.
Gejala asma yang umum terjadi, di antaranya:
Baca juga: Benarkah Kacang Bisa Menurunkan Kolesterol?
Menurut Allergy and Asthma Foundation of America, emosi dan stres yang kuat dapat memengaruhi asma.
AAFA mencatat bahwa depresi dan kecemasan berhubungan dengan kurangnya kontrol terhadap gejala asma Anda.
Riset 2018 juga menemukan bukti kaitan antara asma dan gangguan mood, termasuk depresi berat dan gangguan kecemasan.
Para peneliti menunjukkan bahwa perawatan komprehensif yang mempertimbangkan asma dan gangguan mood cukup penting.
Studi ini juga mencatat bahwa asma dan gangguan mood memiliki patofisiologi yang sama. Ini berarti asma berbagi beberapa proses fisik dengan gangguan ini.
Dengan kata lain, gejala kecemasan dan stres sering kali mirip dengan gejala asma.
Gangguan mood bukan satu-satunya faktor emosional yang memengaruhi asma alergi. Stres juga mempengaruhinya.
Meskipun stres mungkin tidak memicu serangan asma alergi secara langsung, stres dapat membuat serangan asma alergi lebih mungkin atau lebih parah.
American Institute of Stress mencatat, orang yang sedang stres dan terpapar alergen berisiko mengalami reaksi alergi yang lebih parah daripada orang yang tidak stres saat terpapar alergen.
Emosi dan respons emosional lain di luar depresi, kecemasan, dan stres juga dapat memengaruhi asma alergi Anda.