KOMPAS.com - Akhir-akhir ini di media sosial ramai orang yang berselingkuh meski telah menikah dan memiliki anak.
Sebenarnya, selingkuh bukan hanya menyakiti hati pasangan. Selingkuh juga bisa merusak kesehatan mental sang anak.
Selingkuh bisa terjadi karena faktor lingkungan, relasional, dan individu itu sendiri.
Baca juga: Soesalit Djojoadhiningrat, Anak Semata Wayang R.A. Kartini yang Terlupakan Sejarah
Dampak perselingkuhan bisa menjadi kosmik antara dua orang dalam hubungan tersebut.
Pasangan yang diselingkuhi bisa saja merasa putus asa dan bingung mau dibawa kemana hubungan tersebut.
Nah, dalam hal ini, orang-orang biasanya selalu melupakan korban yang tak terlihat, yakni anak-anak.
Baca juga: Apakah Depresi akan Sembuh? Begini Faktanya…
Orangtua yang menghianati pernikahan bisa berdampak negatif bagi kondisi psikologis anak.
Berikut bahaya persleingkuhan orangtua bagi anak:
Orangtua yang berselingkuh bisa membuat anak merasa ditinggalkan oleh hubungan emosional yang dimiliki kedua orangtuanya.
Baca juga: 13 Tanda Ginjal Bermasalah yang Dirasakan di Malam Hari, Apa Saja?
Bahkan, hal ini bisa terjadi meski kedua orangtua memutuskan untuk mempertahankan pernikahan.
Saat terjadi perselingkuhan, ikatan emosional pada orangtua biasanya hilang. Hal ini juga bisa dirasakan oleh anak.
Padahal, anak juga membutuhkan kehadiran emosional yang sama seperti kehadiran fisik.
Baca juga: 5 Tanda Kerusakan Ginjal yang Bisa Dilihat di Pagi Hari, Apa Saja?
Saat salah satu orangtua memutuskan untuk pergi dari rumah, anak-anak yang terbiasa dengan kehadiran kedua orangtua juga akan merasakan bahwa diri mereka terkatung-katung di tengah ketiadaan orangtua mereka.
Anak-anak sangat cerdas dan mudah bagi mereka untukmengidentifikasi bahwa ada yang berbeda dengan hubungan kedua orangtuanya.
Orangtua merupakan tumpuan utama sang anak sehingga memerlukan kerjasama yang apik antar keduanya untuk mendidik anak dengan baik.
Baca juga: Jarang Diketahui, Berikut 5 Minuman Sehari-hari yang Memicu Kanker