BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Lifebuoy

Cuci Tangan Pakai Sabun, Wujud Implementasi Pilar Siaga Lifebuoy Lindungi Keluarga Indonesia dari Risiko Penyakit

Kompas.com - 15/10/2023, 17:43 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.comMencuci tangan dengan sabun menjadi salah satu intervensi paling hemat biaya untuk melindungi diri dari risiko kesehatan akibat infeksi saluran pencernaan dan pernafasan. Namun, di Indonesia, hal tersebut belum berjalan optimal.

Menurut laporan Wash Act 2022, hanya 50 persen penduduk Tanah Air berusia di atas 10 tahun yang menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada saat kritis.

Sebagai informasi, laporan besutan United Nations International Children's Emergency Fund (Unicef) itu menyoroti upaya negara-negara di dunia dalam memajukan akses universal terhadap air bersih, sanitasi, dan kebersihan.

Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia yang jatuh setiap 15 Oktober, Lifebuoy menggelar aksi edukasi bertajuk “Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 Momen Penting” di Cilandak Town Square, mulai Sabtu (14/10/2023) hingga Minggu (15/10/2023).

Adapun lima momen penting yang dimaksud dalam tajuk acara adalah sebelum makan, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, setelah dari toilet, dan setelah bepergian.

Baca juga: Penting, Segera Cuci Tangan Setelah Menyentuh Benda Ini!

Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia Erfan Hidayat mengatakan, aksi edukasi CTPS telah dilaksanakan secara berkelanjutan sejak 2004. Akan tetapi, pascapandemi Covid-19, kebiasaan CTPS di masyarakat menurun.

“Akibatnya, mereka, terutama anak-anak, menjadi rentan terhadap risiko kesehatan yang sebenarnya bisa dicegah dengan CTPS,” ujar Erfan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu.

Ia melanjutkan, aksi edukasi tersebut merupakan bagian dari kampanye Siap Amankan Keluarga (Siaga). Gerakan ini adalah realisasi komitmen Lifebuoy dalam memberikan edukasi dan menyediakan akses sanitasi bagi masyarakat.

Upaya tersebut diharapkan membuat mereka mampu melindungi diri dari berbagai risiko penyakit yang terus meningkat.

Baca juga: Cuci Tangan Pakai Sabun, Sederhana tapi Berdampak Besar

Pelaksanaan kampanye Siaga Lifebuoy mengacu pada tiga pilar utama. Berikut ulasannya.

1. Siaga Melindungi

Lewat pilar ini, Lifebuoy berkomitmen untuk melahirkan rangkaian inovasi produk yang secara efektif dapat melindungi keluarga Indonesia dari kuman yang terus berkembang.

Upaya tersebut diwujudkan Lifebuoy dengan melengkapi seluruh produknya dengan vitamin B3, C dan E. Kandungan multivitamin ini 100 persen lebih kuat dalam melawan bakteri, virus, kuman berbahaya dan menjaga kesehatan kulit.

2. Siaga Mengedukasi

Melalui pilar ini, Lifebuoy secara konsisten menyebarluaskan edukasi mengenai pentingnya CTPS di 5 Momen Penting. Upaya ini dilakukan lewat empat program.

Pertama, Sekolah SIAGA Lifebuoy. Lewat program ini, Lifebuoy memberikan edukasi pembiasaan CTPS ke pelajar sekolah dasar (SD). Pada 2023, program ini ditargetkan dapat menjangkau 600.000 murid di 3.000 SD yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Dalam Sekolah SIAGA, Lifebuoy mengangkat peran penting Dokter Kecil sebagai agen perubahan dalam memberikan edukasi peer-to-peer tentang kebiasaan CTPS guna menginspirasi teman dan lingkungan sekitarnya.

Kedua, Keluarga SIAGA Lifebuoy. Melalui program ini, Lifebuoy menyediakan platform edukasi berupa siniar (podcast) rutin bertajuk “Keluarga Siaga Lifebuoy”. Tujuannya, agar orangtua, khususnya ibu, dapat lebih siaga dalam melindungi keluarga dari kuman dan menjaga anak supaya tidak mudah jatuh sakit.

Siniar bulanan itu menghadirkan para pakar kesehatan dan sosok ibu inspiratif serta mengangkat isu-isu menarik tentang perlindungan kesehatan keluarga. Program tersebut telah mencapai 13 episode, disaksikan oleh 340.000 orang di Youtube dan menjangkau 100 juta penonton di berbagai platform.

Ketiga, Dokter SIAGA Lifebuoy. Lewat program ini, Lifebuoy berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lebih dari 6.000 dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Upaya tersebut dilakukan melalui penyelenggaraan rangkaian webinar dan seminar kedokteran yang bekerja sama dengan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), dan Docquity.

Adapun tema yang diangkat seputar protokol kesehatan dan higienitas serta topik-topik yang berhubungan dengan penyakit infeksi.

Keempat, memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia lewat aksi edukasi CTPS di 5 Momen Penting. Peringatan ini digelar secara konsisten dengan cara menyenangkan melalui tema-tema menarik yang relevan bagi anak.

3. Siaga Memfasilitasi

Melalui pilar ini, Lifebuoy berupaya menyediakan berbagai fasilitas dan program yang dapat mendekatkan masyarakat pada akses informasi dan layanan kesehatan.

Salah satu fasilitas tersebut adalah Mobil SIAGA Lifebuoy. Selain menjadi sarana edukasi CTPS, fasilitas ini juga menyediakan pemeriksaan kesehatan dan konsultasi dokter gratis kepada masyarakat.

Fasilitas yang merupakan hasil kerja sama dengan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) dan Halodoc itu ditargetkan dapat memberikan manfaat kepada lebih dari 12.000 masyarakat di daerah-daerah rawan diare.

Selain itu, ada pula program Konsultasi Dokter Gratis. Lewat program ini, Lifebuoy menyediakan layanan konsultasi dokter secara gratis dan mudah. Caranya, cukup dengan memindai kode quick response (QR) pada kemasan produk dengan kandungan multivitamin.

Program tersebut diharapkan dapat menekan kebiasaan self-diagnose di kalangan masyarakat.

Baca juga: Diare Dapat Dicegah Sampai 45 Persen dengan Cuci Tangan Pakai Sabun

Diapresiasi banyak pihak

Sebagai informasi, aksi edukasi CTPS di 5 Momen Penting yang digelar Lifebuoy mendapat apresiasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin yang diwakili oleh Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes drg Widyawati, MKM, mengatakan, peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia adalah perayaan dari sebuah kebiasaan sederhana yang memiliki dampak luar biasa pada kesehatan dan kehidupan manusia.

Menurutnya, mencuci tangan dengan sabun bisa menjadi upaya bersama seluruh umat manusia dalam memerangi penyakit, menghentikan penyebaran wabah, serta memastikan masa depan yang lebih sehat untuk generasi mendatang.

“Kami mengapresiasi Unilever Indonesia (Lifebuoy) yang telah berkontribusi aktif dalam mendukung upaya memutus rantai penularan penyakit melalui berbagai program berkelanjutan, baik dalam bentuk kampanye, gerakan, maupun dan penyediaan sarana prasarana pendukung perilaku cuci tangan pakai sabun kepada masyarakat Indonesia,” ucap Widyawati.

Hal serupa juga datang dari pakar penyakit infeksi dan tropis anak Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA (K), MTropPaed.

Ia menuturkan, Indonesia merupakan hotspot yang berisiko tinggi terhadap kemunculan penyakit infeksi baru. Di sisi lain, masih banyak kasus infeksi penyakit menular di negara ini yang belum tertanggulangi sepenuhnya.

“Di tengah fakta ini, menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, CTPS adalah langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin ,” terang Hinky.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com